Kamis, 07 April 2016

STDN 1

”ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT. KIMIA FARMA (PERSERO). TBK”

BAB 1
 PENDAHULUAN

Latar  Belakang  Masalah
     Indonesia sebagai salah satu negara sedang berkembang dituntut untuk senantiasa meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakatnya melalui pembinaan pilar ekonomi yang dianggap mampu menopang dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara adil dan merata. Selain Koperasi, Swasta, maka salah satu pilar ekonomi yang dianggap mampu untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat Indonesia adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Akan tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa setelah bangsa ini terkena imbas dari krisis global pada akhir tahun 2015 menyebabkan perekonomian dunia mengalami keterpurukan di sektor keuangan. Berbagai bidang usaha yang dengan susah payah dibangun oleh pemerintah kepada perusahaan yang satu persatu mengalami kebangkrutan dan bahkan tidak cukup hanya sampai disitu para karyawan pun menuai dampak lebih parah dengan PHK secara besar-besaran. Dalam kondisi yang semakin terpuruk tersebut, pemerintah melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melakukan pembenahan, meski belum menunjukkan hasil yang cukup menggembirakan, akan tetapi Badan Usaha Milik Negara merupakan salah satu pelaku ekonomi yang diangap mampu dan dapat diandalkan untuk menjadi lokomitif ekonomi Indonesia dalam kompetisi ekonomi Nasional maupun Internasional. Dalam upaya perbaikan ekonomi pasca krisis tersebut, pemerintah pun melakukan kegiatan restrukturisasi yang dilakukan dengan memasukkan - swasta beserta seluruh jaminan kreditnya menjadi milik pemerintah, sehingga dengan demikian 80% aset produktif bangsa Indonesia berada dalam manajemen BUMN.
     Penilaian kinerja keuangan swasta umumnya menggunakan anaslisis likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas. Hasil penilaian kinerja keuangan swasta tidak diatur secara baku dengan peraturan pemerintah, sedangkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dinilai kesehatannya dengan menggunakan peraturan yang sudah dibakukan. Penilaian meliputi aspek keuangan, operasional dan administrasi yang diberikan suatu bobot tertentu, meliputi yang bergerak dibidang infrastruktur dan non infrastruktur. Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN berlaku bagi selur BUMN non jasa keuangan maupun BUMN jasa keuangan kecuali Persero Terbuka dan BUMN yang dibentuk dengan Undang-Undang tersendiri. (Arifin, 2003: 91)
     Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai pelaku ekonomi terbesar di Indonesia diharapkan untuk mampu terus tumbuh dan berkembang agar mampu melakukan kompetisi di era yang semakin terbuka. Dengan aset yang begitu besar dan bergerak pada dua jenis BUMN yakni BUMN Infra struktur dan Non Infrastruktur hampir semua bidang ekonomi seperti : Industri dan perdagangan, Kawasan Industri dan Jasa Konstruksi, dan Konsultasi, Perhubungan telekomunikasi dan Pariwisata, pertanian dan perkebunan, pelayanan umum, dan lain-lain. Sehingga dengan demikian kinerja BUMN dianggap sangat berpengaruh terhadap kinerja perekonomian Indonesia pada umumnya.
     PT. Kimia Farma (Persero). Tbk. Merupakan sebuah perusahaan pelayanan kesehatan yang terintegrasi, bergerak dari hulu ke hilir, yaitu : industri, marketing, distribusi, ritel, laboratorium klinik dan klinik kesehatan. Sebagai perusahaan publik sekaligus BUMN, Kimia Farma berkomitment penuh untuk melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik sebagai suatu kebutuhan sekaligus kewajiban sebagaimana diamanatkan Undang-undang No. 19/2003 tentang BUMN.
     Dengan dukungan kuat Riset dan Pengembangan, segmen usaha yang dikelola oleh perusahaan induk ini memproduksi obat jadi dan obat tradisional, yodium, kina dan produk-produk turunannya, serta minyak nabati. Lima fasilitas produksi yang tersebar di kota-kota besar di Indonesia merupakan tulang punggung dari segmen industri, dimana kelimanya telah mendapat sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan sertifikat ISO 9001, ISO 9002 dan ISO 14001 dari institusi luar negeri. (Llyod's, SGS, TUV).
     Hasil produksi yang di buat oleh Pabrik Farmasi perusahaan baik produk obat-obat kimia, Formulasi dan herbal, dibagi dalam 6 (enam) lini produksi yaitu etikal, obat bebas, generik, narkotika, lisensi dan bahan baku. Hampir semua kelas terapi diakomodasi oleh produk perusahaan yang terdiri lebih dari 260 item produk dan dipasarkan keseluruh Indonesia serta di ekspor ke beberapa negara melalui jaringan distribusi perseroan atau yang memiliki perjanjian dengan perseroan. Sebagai bagian dari tanggung jawab sosialnya Kimia Farma berkomitmen untuk memastikan pasokan obat generik yang tetap ke pasar dalam negeri sesuai dengan misi perusahaan.

Perumusan Masalah
     Berdasarkan latar belakang masalah maka rumusan masalah dalam peneltian ini adalah :
Bagaimana kinerja keuangan pada PT. Kimia Farma (Persero). Tbk berdasarkan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP-100/MBU/2002?

Tujuan dan manfaat Penelitian
 Tujuan penelitian ini adalah:
     Untuk mengetahui kinerja keuangan pada PT. Kimia Farma (Persero). Tbk berdasarkan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP-100/MBU/2002.


Manfaat Penelitian:

1. Bagi perusahaan, (PT. Kimia Farma (Persero). Tbk ), diharapkan dapat memberi
masukan kepada perusahaan tentang kinerja keuangan berdasarkan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP-100/MBU/2002.
2. Bagi Akademis, diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai bagaiman cara menilai tingkat kesehatan BUMN dengan menggunakan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP-100/MBU/2002.
3. Bagi pemrintah atau pihak lain yang berwenang diharapkan dapat memberi masukan untuk pengambilan keputusan dan membuat kebijan yang akan diambil mengenai PT. Kimia Farma (Persero).Tbk sehingga kinerja perusahaan dapat semakin meningkat yang dampaknya akan dirasakan masyarakat.
dan sebagai bahan referensi untuk penelitian yang berikutnya dimasa yang akan datang.
     Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penulis mengemukankan hipotesis dalam penelitian ini adalah:
"Diduga bahwa pt.kimia farma (persero) tbk sehat di lihat dari aspek keuangan.
BAB II
TUJUAN PUSTAKA
A. Pengertian  Laporan  Keuangan

     Menurut Munawir (2002: 2) menyatakan bahwa laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut. Sedangkan Dwi Prastowo D. dan Rifka Julianty (2002: 3) menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan obyek dari analsis terhadap laporan keuangan. Oleh karna itu memahami latar belakang penyusunan dan penyajian laporan keuangan merupakan langkah yang sangat penting sebelum menganalisis laporan keuangan itu sendiri.
     Menurut Eugne F, Brigham dan Joel F. Houston (2001: 78), laporan keuangan melaporkan posisi perusahaan pada suatu waktu tertentu dan operasinya selama beberapa periode yang lalu. Akan tetapi riil dari laporan keuangan adalah fakta bahwa laporan keuangan dapat digunakan untuk membantu memprediksi laba dan dividen masa depan.
     Pemakai laporan keuangan meliputi berbagai macam pihak seperti investor dan calon investor, kreditor, pemasok, kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah, karyawan, masyarakat, dan para pemengang saham. M,anajemen juga berkepentingan terhadap informasi yang disajikan pada laporan keuangan. Laporan keuangan disusun dengan tujuan untuk informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. (Prastowo, Juliaty, 2002 : 5)
     Ada tiga laporan keuangan dasar yang bias digunakan untuk menggambarkan kondisi keuangan dan kinerja perusahaan yaitu neraca, laporan laba rugi da laporan arus kas. Neraca memberikan gambaran mengenai aktiva, kewajiban, dan ekuitas para pemilik perusahaan untuk periode trertentu. Laporan laba rugi menggambarkan pendapatan bersigh dari kegiatan operasi perusahaan selam periode tertentu. Laporan arus kas menggabungkan informasi dari neraca dan laporan laba rugi utnuk menggambarkan sumber penggunaan kas selama periose tertentu dalam sejarah hidup perusahaan (Keown, 2001 : 107)
     Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan, catatan dan laporan lain serta m,ateri penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan, termasuk juga skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan keuangan. Dua jenis laporan keuangan yang dibuat umumnya oleh setiap perusahaan adalah neraca dan laporan laba rugi (biasanya deilengkapi dengan laporan perubahan modal). Neraca adalah laporan keuangan yang memberikan informasi mengenai posisi keuangan (aktiva, kewajiban, dan ekuitas) perusahaan pada saat tertentu. Laporan laba rugi adalah laporan keuangan yang memberikan informasi mengenai kemampuan (potensi) perusahaan dalam menghasilakn laba (kinerja) selama periode tertentu. Meskipun neraca dan laporan laba rugi merupakan dua dokumen yang terpisah, akan tetapi keduanya mempunyai hubungan yan erat dan saling terkait, serta merupakan suatu siklus. Antara laporan neraca dan laporan laba rugi sering dihubungkan dengan suatu laporan yang disebut laporan perubahan modal (laba Ditahan) yang memberikan mengenai perubahan modal (laba ditahan)n selanm periode tertentu. (Prasotowo, Julianty, 2002 : 16)
B. Sifat Laporan  Keuangan
     Sofyan Syafri Harahap (1998: 189) berpendapat bahwa analisis laporan keuangan dijelaskan melalui arti masing-masing kata. Analisis yaitu menguraikan suatu unit menjadi berbagai unit yang lebih kecil. Sedangkan laporan keuangan adalah neraca, laporan laba, arus kas, dan dana. Dengan menggabungkan dua pengertian ini, maka analis laporan keuangan berarti menguraikan pos-pos laporan keuangan mejadi unit informas yang lebih kecil dan melihat hubungannya bersifat signifikan atau mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat.
Menurut S. Munawir (2002: 36) ada dua metode analisis yang dapat digunakan yaitu :
⦁    Anaslis horizontal, yaitu analsis dengan mengadakan perbandingan laporan keuangan untuk beberpa peride sehinggga dapat diketahui perkembangannya.

⦁    Analisis vertical, dilakukan apabila laporan keuangan yang dianalsis hanya meliputi satu periode, yaitu dengan cara membandingkan antara pos yang satu dengan pos yang lainnya dalam laporan keuangan tersebut sehuingga hanya akan diketahui keadaan keuangan atau hasil operasi pada periode itu saja.
     Metode analsis horizontal adalah metode analsis yang dilakukan dengan cara membadingkan laporan keuangan untuk beberapa tahun (periode) sehingga dapat diketahui perkembangan dan kecenderungannya. Disebut analisis horizontal karena nalais ini membandingkan pos yang sama untuk periode berbeda. Teknik analsis yang termasuk pada metode ini antara lain analsis perbandingan, analiss trend (index), analisis sumber dan penggunaan dana, analisis perubahan laba kotor. (Prastowo, Julianty, 2002 : 54)
     Metode anasisli vertical adalah metode analiss yang dilakukan denga cara menganaslisi laporan keuangan pada tahun (periode) tertentu, yaitu dengan membandingkan antara pos yang satu dengan pos yang lainnya pada laporan keuangan yang sama untuk tahun (periode) yang sama. Teknuik nalsis yang termasuk pada klasifikasi metode ini antara lain analsis prosentase per komponen (Common Size), analisis rasio dan analisis impas. (Prastowo, Julianty, 2002 : 55)
     Analisis keuangan akan membantu dalam menilai prestasi manajemen dimasa lalu dan prosepeknya dimasa depan. Dengan menganalsis prestasi keuangan, seorang analis keuangan akan dapat menilai apakah manajer keuangan dapat merencanakan dan mengimplementasikan ke dalam setiap tindakan secara konsisten dengan tujuan memaksimjumkan kemakmuran pemegang saham. Disamping itu, analisis semacam ini juga dapat dipergunakan oleh pihak lain seperti bank, untuk menilai cukup beralasan (layak) untuk memberikan tambahan dana atau kredit. Sedangkan bagi calon investor untuk memproyeksikan prospek perusahaan di masa depan. (Sartono, 2001 : 114)

     Dari sudut pandang investor, analsis laporan keuangan digunakan untuk memprediksi masa depan. Sedangkan dari sudut pandang manajemen, analisis laporan keuangan digunakan untuk membantu mengantisipasi kondisi masa depan sebagai titik awal utnuk perencanaan tindakan yang akan mempengaruhi peristiwa dimasa depan. (Brigham, Houston, 2001 : 114

C. Analisis  Kinerja  Keuangan  BUMN  Sesuai  KEPMEN BUMN  Nomor: KEP-100/MBU/2002
     Pasal 2 keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP-100/MBU/2002: penilaian tingkat kesehatan BUMN berlaku bagi seluruh BUMN non jasa keuangan maupun maupun BUMN jasa keuangan kecuali persero terbuka dan BUMN yang dibentuk dengan undang-undang tersendiri. BUMN non jasa keuangan adalah BUMN yang bergerak dalam bidang usaha perbankan, asuransi, jasa pembiayaan dan jasa penjaminan.

Pasal 3 keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP-100/MBU/2002: tingkat kesehatan BUMN digolongkan menjadi:
Sehat, yang terdiri dari:
⦁    AAA apabila skor (TS) lebih besar 95
AA apabila 80 <>
A apabila 65 <>
⦁    Kurang sehat, yang terdiri dari :
BBB apabila 50 <>
BB apabila 40 <>
B apabila 30 <>
⦁    Tidak sehat, yang terdiri dari :
CCC apabila 20 <>
CC apabila 10 <>
C apabila TS <>
     Aspek dan bobot nilai yang digunakan dalam penilaian tingkat kesehatan BUMN yaitu aspek keuangan, aspek opersional, dan aspek administrasi.
     Pasal 4 keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP-100/MBU/2002: Penilaian tingkat kesehatan BUMN yang bergerak dibidang non jasa keuangan dibedakan antara BUMN yang bergerak dalam bidang infrastruktur selanjutnya disebut BUMN infrastruktur dan BUMN yang bergerak dalam bidang non infrastruktur dan BUMN yang bergerak dala bidang non infrastruktur yang seklanjutnya disebut BUMN non infrastruktur.
     Pasal 5 Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP-100/MBU/2002: BUMN infrastruktur adalah BUMN yang kegiatannya menyediakan barang dan jasa untuk kepentingan masyarakat luas, yang bidang usahanya meliputi:
⦁    Pembagnkitan, transmisis atau pendistribusian tenaga listrik.
⦁    Pengadaan dan atau pengoperasian sarana pendukung pelayanan andkutan barang atau penumpang baik laut, udara, atau kereta api.
⦁    Jalan dan jembatan tol, dermaga pelabuhan laut atau danau, lapangan terbang dan bandara.
⦁    Bendungan dan irigasi.
BUMN non infrastruktur adalah BUMN yang bidang usahanya selain bidang usaha tersebut diatas.




     Pasal 9 keputusan MEnteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP-1--/MBU/2002: BUMN wajib menerapkan penilain tingkat kesehatan berdasarkan keputusan ini kepada anak perusahaan BUMN sesuai dengan bidang usaha anak BUMN yang bersangkutan.
Indikator yang dinilai dan bobot dapat dinilai dibawah ini :
⦁    Imbalan kepada pemengan saham atau Return on Equity (ROE)
ROE =    Laba Setelah Pajak    X 100%
     Modal Sendiri   
Keterangan
⦁    Laba setelah pajak adalah laba setalah pajak dikurangi dengan laba hasil penjualan dan aktiva tetap, non produktif, dan lain-lain serta saham penyertaan langsung.
⦁    Modal sendiri adalah seluruh komponen modal sendiri dalam neraca perusahaan pada posisi akhir tahun buku dikurangi dengan komponen modal sendiri yang digunakan untuk membiayai aktiva tetap dalam pelaksanaan dan laba tahun berjalan. Aktiva tetap dalam pelaksanaan adalah posisis akhir tahun buku aktiva tetap yang sedang dalam pelaksanaan.
Setelah ROE dihitung, selanjutnya diberi nilai skor.

⦁    Imbalan Investasi atau Return on Invesment (ROI) dihitung dengan rumus
ROI =    EBIT + Penyusutan    X 100%
     Capital Employed   

Keterangan
⦁    EBIT adalah laba sebelum bunga dan pajak dikurangi laba dari ahsil penjualan dari: aktiva tetap, aktiva lain-lain, aktiva non produktif, dan saham penyertaan langsung.
⦁    Penyusutan adalah depresiasi, amortisasi dan deplasi.
⦁    Capital Employed = Total aktiva – Aktiva dalam kontruksi atau pelaksanaan.
Setelah ROI dihitung selanjutnya diberi nilai skor.

⦁    Rasio kas atau cash ratio dihitung dengan rumus
Cash Ratio =    Kas + Bank + Surat berharga jangka pendek    X 100%
     Kewajiban Lancar   
Keterangan:
⦁    Kas, Bank, dan Surat Berharga Jangka Pendek adalah posisi masing-masing pada akhir tahun buku.
⦁    Kewajiban Lancar adalah posisi seluruh kewajiban lancer pada akhir tahun buku.
Setelah dihitung selanjutnya diberi nilai skor.

⦁    Current Ratio atau rasio lancer dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Current Ratio =    Aktiva Lancar    X 100%
     Kewajiban Lancar   

Keterangan:
⦁    Aktiva lancar adalah posisi total aktiva lancer pada akhir tahun buku
⦁    Kewajiban lancer adalah posisi total kewajiban lancer pada akhir tahun buku.
Selanjutnya hasil Current Ratio diberi nilai skor sebagai berikut:

⦁    Collection Periods (CP) dihitung dengan rumus berikut:
Collection Periods =    Total Piutang Usaha    X 365 hari
     Total Pendapatan Usaha   
Keterangan:
⦁    Total Piutang Usaha adalah posisi piutang usaha setelah dikurangi cadangan penyisihan piutang pada akhir tahun buku.
⦁    Total Pendapatan Usaha adalah jumlah pendapatan usaha selama satu tahun buku.
Selanjutnya hasil Collection Periods diberi nilai skor.

⦁    Perputaran Persediaan (PP) atau inventory Turnover dengaqn rumus sebagai berikut :
PP =    Total Persediaan    X 365 hari
     Total Pendapatan Usaha   



Keterangan :
⦁    Total Persediaan adalah seluruh persediaan yang digunakan untuk proses produksi pada akhir tahun buku yang terdiri dari persediaan bahan baku, persediaan barang setenganh jasi, dan persediaan barang jadi ditambah persediaan peralatan dari suku cadang.
⦁    Total Pendapatan Usaha adalah total pendapatan usaha dalam tahun buku yang bersangkutan.
Selanjutnya hasil Perputaran Persediaan diberi nilai skor.

⦁    Perputaran Total Aset atau Total Aset Turnover (TATO) dihitung dengan rumus berikut :
TATO =    Total Peendapatan    X 100%
     Capital Employed   
Keterangan :
⦁    Total Pnedapatan adalah total usaha dan non usaha tidak termasuk pendapatan dari hasil penjualan aktiva tetap.
⦁    Capital Employed adalah posisi pada akhir tahun buku total aktiva dikurangi aktiva tetap dalam pelaksanaan.
Selanjutnya hasil Total Aset Turnover (TATO) diberi nilai skor.




⦁    Rasio total modal sendiri terhadap total asset. TMS (total modal sendiri) terhadap TA (total aser) dihitung dengan rumus sebagai berikut ini :
TMS terhadap TA =    Total Modal Sendiri    X 100%
     Total Asset   
Keterangan :
⦁    Total modal sendiri adalah seluruh komponen modal sendiri pada akhir tahun buku diluar dana-dana yang belum ditetapkan statusnya.
⦁    Total asset adalah asset dikurangi degnan dana-danan yang belum ditetapkan statusnya pada posisi akhir tahun buku bersangkutan.
D. Alat  Ukur  Laporan  Keuangan


Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan laporan keuangan PT. Kimia Farma (Persero). Tbk. Untuk mendapatkan data keuangan tahun 2013, 2014, 2015 (laba/rugi) dengan menggunakan metode trend. Kemudian dihitung kinerja keuangan dari tahun 2013-2015 dengan menggunakan delapan indicator sesuai dengan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP-100/MBU/2002. Hasil dari perhitungan akan menunjukan tingkat kesehatan dinilai dari aspek keuangan.  
E. Tujuan  Laporan  Keuangan
⦁    untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai aktiva dan kewajiban serta modal perusahaan.
⦁    untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam aktiva netto ( aktiva dikurangi kewajiban ) suatu perusahaan yang timbul dari kegiatan usaha dalam rangka memperoleh pendapatan.
⦁    untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan didalam menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba
⦁    untuk m emberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam aktiva dan kewajiban suatu perusahaan , seperti informasi mengenai aktivitas pembiyayaan dan investasi
⦁    untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan dengan laporan pada kebutuhan khusus pihak tertentu, dengan demikian suatu informasi mungkin mempunyai tingkat relevansi yang tinggi untuk kegunaan khususan tertentu, sementara kecil sekali relevansinya bagi kegunaan yang lain.

F. Konsep-konsep dasar  Laporan  Keuangan

⦁    Kesatuan laporan keuanagn
         Informasi laporan keuangan mempunyai hubungan dengan kesatuan atau entitas yang membatasi ruang lingkup kepentingan. Dalamlaporan keuangan , perusahaan dianggap sebagai kesatuan ekonomi yang terpisah dari pihak-pihak yang berkepentingan dengan sumber-sumber perusahaan. Adanya pemisahan ini merupakan faktor utama yang dijadikan pertimbangan untuk membebankan pada kesatuan ekonomi tersebut kewajiban untuk mempertanggung jawabkan keuangan perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Dalam hal ini batas entitas laporan keuangan tidak perlu harus sama dengan batas hukumnya. Sebagai contoh, perusahaan induk dan perusahaan anak merupakan entitas hukum tersendiri, tetapi penggabungan akitifitas perusahaan-perusahaan tersebut untuk tujuan pelaporan tidaklah merupakan penyimpangan dari konsep entitas ekonomi. demikian pula , suatu departemen atau devisi dalam suatu perusahaan dapat dipandang sebagai entitas tersendiri , namun biasanya laporan yang dikeluarkan oleh unit tersebut hanya merupakan dasar  untuk mengevaluasi prestasi masing-masing unit dan merupakan bagian dari laporan keuangan perusahaan yang lengkap.

⦁    Kesinambungan
            Suatu entitas ekonomi diasumsikan akan terus melanjutkan usahanya dan tidak akan dibubarkan, kecuali bila ada bukti sebaliknya. Asumsi ini memberikan dukungan yang kuat untuk penyajian aktiva berdasarkan harga perolehan nya dan bukan atas dasar nilai kontan aktivatersebut atau nilai yang dapat direalisasi pada saat dilikuidasi. Contoh, yang jelas dari dianutnya konsep kesinambungan ini adalah dalam pelaporan aktiva tetap , aktiva dicatat menurut harga perolehannya dan disusutkan dengan cara yang sistematis tanpa adanya petunjuk mengenai nilai yang dapat direalisasikan pada saat pelaporan.

⦁    Periode akuntansi
            Suatu gambaran yang lengkap dan tepat mengenai tingkat kesuksesan suatu perusahaan hanya dapat diketahui pada saat perusahaan tersebut menggantikan usahanya dan mencairkan seluruh hartanya menjadi kas, akan tetapi banyak keputusan yang bertalian dengan perusahaan yang harus diambil oleh pimpinan maupun pihak lainnya selama berlangsungnya kegiatan perusahaan. Pengambilan keputusan tersebut tidak dapat menunggu sampai saat operasi perusahaan dihentikan , karenanya aktivitas ekonomi perusahaan dipecah ke dalam periode-periode, dan dengan penyajian laporan keuangan secara periodik diharapkan hal tersebut akan membantu pihak yang berkepentingan di dalam pengambilan keputusan.


G. Sifat dan keterbatasan laporan keuangan

⦁    Laporan keuangan bersifat Historis, yaitu merupakan laporan atas kejadian yang telah lewat.karenanya laporan keuangan tidak dapat dianggap sebagai satu-satunya sumber informasi dalam proses pengambilan keputusan ekonomi.
⦁    Laporan keuangan keuangan bersifat umum, dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pihak tertentu saja.
⦁    Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran dan berbagai pertimbangan
⦁    Akuntansi hanya melaporkan informasi yang material, demikian pula penerapan prinsip akuntansi terhadap suatu fakta atau pos tertentu mungkin tidak dilaksanakan jika hal ini tidak menimbulkan pengaruh yang material terhadap kelayakan laporan keuangan
⦁    Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidak pastian, bila terdapat beberap kemungkinan kesimpulan yang tidak pasti mengenai penilaian suatu pos , maka lazimnya dipilih alternatif  yang  menghasilkan laba bersih atau nialai aktiva yang paling kecil.
⦁    Laporan keuangan lebih menekankan pada makna ekonomis suatu peristiwa/transaksi dari pada wujud hukumnya ( formalitas )
⦁    Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis, dan pemakai laporan diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi dan sifat dari informasi yang dilaporkan.
⦁    Adanya pelbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan menimbulkanvariasi dalam pengukuran sumber-sumber ekonomis dan tingkat kesuksesan antar perusahaan.
⦁    Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat dikuantifikasikan umumnya diabaikan.


H. Prinsip laporan keuangan

 Laporan keuangan harus disusun sesuai dengan Prinsip Akuntansi Indonesia 
1. Pengertian laporan keuangan
⦁    Laporan keuangan meliputi  : neraca, perhitungan rugi-laba, laporan perubahan posisi keuangan, dan catatan atas laporan keuangan.
⦁    Untuk lebih dapat menggambarkan secara jelas sifat dan perkembangan perubahan yang dialami perusahaan dari waktu ke waktu , sangat dianjurkan agar perusahaan menyusun laporan keuangan komparatif, setidaknya untuk dua tahun terakhir

2.Neraca
⦁    Neraca harus disusun secara sistematis sehingga dapat memberikan gambaran mengenai posisi keuangan perusahaan pada suatu saat tertentu.

Komponen-komponen neraca dapat digolongkan sebagai berikut  :
               AKTIVA :
                             -  Aktiva lancar
                             -  Investasi ( penyertaan )
                             - Aktiva tetap
                             - Aktiva yang tidak berwujud
                             - Aktiva lain-lain

               KEWAJIBAN :
                            - Kewajiban lancar
                            - Kewajiban jangka panjang
                            - Kewajiban lain-lain

               MODAL :
                            - Modal saham
                            - Agio saham ( premi )
                            - Laba ditahan
⦁    Penyajian diatas merupakan pencerminan dari klasifikasi lazim pos neraca sebagai berikut :
                         - Aktiva diklasifikasikan menurut urutan likuiditas
                         - Kewajiban diklasifikasikan menurut urutan jatuh tempo
                         - Modal di klasifikasikan berdasarkan sifat kekekalan
⦁    Perkiraan lawan ( offset/contra account ) atas pos neraca tertentu disajikan sebagai unsur pengurang atas pos neraca yang bersangkutan. Sebagai contoh : " penyisihan piutang yang diragukan " disajikan sebagai pengurang terhadap jumlah piutang dagang /usaha , "akumulasi penyusutan aktiva tetap " disajikan sebagai pengurang terhadap jumlah aktiva tetap , demikian pula  " diskonto hutang obligasi " akan disajikan pada kelompok kewajiaban sebagai pengurang terhadap pos " hutang obligasi " kecuali untuk perkiraan lawan antara lain seperti tersebut diatas, pos aktiva dan kewajiban masing-masing lazimnya disajikan tersendiri dan tidak dikurangkan satu  sama lain pada neraca.

       3.  Perhitungan rugi-laba dan laba yang ditahan
⦁    Perhitungan rugi-laba harus disusun sedemikian rupa agar dapat memberikan gambaran mengenai hasil usaha perusahaan dalam periode tertentu
⦁    Cara penyajian rugi-laba adalah sebagai berikut :
                    1. Harus memuat secara terperinci unsur-unsur pendapatan dan beban
                    2. Seyogyanya disusun dalam bentuk urutan ke bawah ( stafel )
                    3. Harus dipisahkan antara hasil dari bidang usaha lain serta pos luar biasa
⦁    Komponen-komponen perhitungan rugi-laba adalah sebagai berikut :
                                 - Penjualan
                                 - Harga Pokok Penjualan
                                 - LABA BRUTTO
                                 - Beban usaha
                                 - LABA USAHA
                                 - Pendapatan dan beban lain-lain
                                 - Pos luar biasa
                                 - LABA SEBELUM PAJAK
                                 - Pajak penghasilan
                                 - LABA BERSIH
⦁    Laba bersih mencerminkan semua pos rugi dan laba selama suatu periode , kecuali koreksi masa lalu. Koreksi masa lalu disajikan sebagai penyesuaian atas saldo awal laba yang ditahan
⦁    Sebagai pelengkap perhituangan rugi-laba, seyogyanya disusun laporan perubahan laba yang ditahan Cara penyajian aporan ini dapat juga digabungkan dengan perhitungan laba-rugi, sehingga dengan demikian dapat ditunjukkan sekaligus laba periode tertentu berikut modifikasi terjhadap laba yang ditahan. Namun patut diperhatikan agar tetap dilakukan pemisahan antara beban dan kredit pada perhitungan rugi-laba dengan beban dan kredit pada laba yang ditahan.

4. Laporan perubahan posisi keuangan
⦁    Tujuan penyusunan laporan perubahan posisi keuangan adalah :
1. untuk mengikhtisarkan aktivitas pembiyayaan dan investasi suatu perusahaan, termasuk seberapa jauh perusahaan tersebut telah menghasilkan dana dari usaha selama periode yang bersangkutan.
 2. untuk melengkapi pengungkapan mengenai perubahan dalam posisi laporan keuangan selama periode tertentu.
⦁    Dana dapat di interpretasikan sebagai kas atau ekuivalennya, dapat juga diartikan sebagai modal kerja netto yaitu aktiva lancar dikurangi kewajiban lancar
⦁    Laporan ini harus menunjukkan semua aspek penting dari aktivitas pembiyayaan dan investasi , tanpamemandang apakah transaksi tersebut berpengaruh langsung pada kas atau unsur-unsur modal kerja lainnya. Contoh; transaksi yang tidak mempengaruhi kas/modal kerja secara langsung, tetapi tetap harus ditunjukkan dalam laporan dalam laporan perubahan posisi keuangan antara lain :
                          - Pembelian aktiva tetap dengan mengeluarkan saham
                          - Konversi hutang jangka panjang menjadi modal saham
     

     5. Catatan atas laporan keuangan
              Ikhtisar kebijakan akuntansi yang penting yang dianut perusahaan harus disajikan tersendiri sebelum catatan atas laporan keuangan atau sebagai bagian dari catatan atas laporan keuangan. Ikhtisar tersebut memuat penjelasan mengenai kebijakan-kebijakan akuntansi yang mempengaruhi posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan seperti ; metode penyusutan aktiva tetap, amortisasi, penilaian persediaan, penjabaran mata uang asing dan penetapan laba dalam kontark pembangunan jangka panjang.

I. Macam-macam laporan keuangan
1. Laporan rugi-laba ( Income Statement )
            adalah suatu laporan keuangan yang menyajikan informasi mengenai seluruh hasil operasi ( pendapatan )    dan beban yang dikeluarkan ( beban usaha ) selama suatu peiode tertentu. Biasanya laporan rugi-laba berbentuk Staffel / Laporan yaitu : kelompok pendapatan dicatat paling atas dan kelompok beban usaha dicatat dibawahnya kemudian diiukuti dengan laba atau rugi operasinal.

                                          PT. Kima Farma (Persero) Tbk
                                             LAPORAN RUGI-LABA
     1 Januari - 31 Desember 2015

Pendapatan :       

     - Pendapatan.......                 Rp. ............
     - Pendapatan.......                 Rp..............
                  Jumlah pendapatan                                                 Rp. ...................
Beban usaha :
      - Beban....                          Rp...........
      - Beban......                        Rp...........
                  Jumlah beban usaha                                              Rp........................
                         laba ( rugi )                                                    Rp..........................
 

2. Laporan Perubahan Modal ( Statement of owner's Equity )
                Laporan perubahan modal adalah suatu laporan keuangan yang menyajikan informasi mengenai perubahan modal suatu perusahaan yang terjadi selama periode tertentu.



Bentuk laporan perubahan modal sebagai berikut :
                                         PT. PT. Kima Farma (Persero) Tbk
                                        LAPORAN PERUBAHAN MODAL
                                           1 Januari - 31 Desember 2015


Modal awal                                                                           Rp................
Ditambah :
         - Tambahan Investasi    Rp..........
         - Laba-rugi                   Rp...........
                                              Rp..........(+)                                  
Dikurangi :
        - Pengambilan prive      Rp...........(-)
                     Penambahan/pengurangan modal                       Rp...................
                                    Modal akhir                                          Rp..................



3. Neraca ( Balance sheet )
           Neraca adalah suatu laporan keuangan yang menyajikan informasi mengenai keadaan harta, kewajiban, dan modal suatu perusahaan pada suatu periode tertentu.

Neraca dapat berbentuk skontro dan staffel

a. Bentuk Akun ( T ), dimana kelompok harta dicatat disisi kiri sedangkan kelompok utang dan modal dicatat  disebelah kanan
                                         
     PT. Kima Farma (Persero) Tbk
                                                             Neraca
                                              Per 31 Desember 2015        
                       
Harta                              Rp.............                 Utang              Rp...............
 Jumlah harta                   ___________            Modal            Rp...............
                                       Rp................                                     Rp..............



b. Bentuk Stafel,  dimana kelompok harta akan dicatat paling atas kemudian diikuti hutang dan modal

       PT. Kima Farma (Persero) Tbk
                                                             Neraca
                                              Per 31 Desember 2015        
                       
Harta :   
                                   Rp.............
                                  Rp............
                                                                                           Rp............
Utang :
                                   Rp...........
                                  Rp...........
                                                                                           Rp.............
Modal :
                                                                                           Rp.............
                                                                                           Rp............
BAB III
METODE PENELITIAN


A. Lokasi penelitian
     Objek dari penelitian adalah PT. Kimia Farma (Persero). Tbk yang beralamat Jl. Veterani No. 28Makassar. Periode penelitian dari tahun 2013-2015 dan penelitian ini adalah penelitian deskriptif.\

 B. Sejarah  Perusahaan
     Kimia Farma merupakan pioner dalam industri farmasi Indonesia. Cikal bakal perusahaan dapat dirunut balik ke tahun 1917, ketika NV Chemicalien Handle Rathkamp & Co., perusahaan farmasi pertama di Hindia Timur, didirikan. Sejalan dengan kebijakan nasionalisasi eks perusahaan-perusahaan Belanda, pada tahun 1958 pemerintah melebur sejumlah perusahaan farmasi menjadi PNF Bhinneka Kimia Farma. Selanjutnya pada tanggal 16 Agustus 1971 bentuk hukumnya diubah menjadi Perseroan Terbatas, menjadi PT Kimia Farma (Persero). Sejak tanggal 4 Juli 2001 Kimia Farma tercatat sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.
     Berbekal tradisi industri yang panjang selama lebih dari 187 tahun dan nama yang identik dengan mutu, hari ini Kimia Farma telah berkembang menjadi sebuah perusahaan pelayanan kesehatan utama di Indonesia yang kian memainkan peranan penting dalam pengembangan dan pembangunan bangsa dan masyarakat.
     Dengan dukungan kuat Riset & Pengembangan, segmen usaha yang dikelola oleh perusahaan induk ini memproduksi obat jadi dan obat tradisional, yodium, kina dan produk-produk turunannya, serta minyak nabati. Lima fasilitas produksi yang tersebar di kota-kota besar di Indonesia merupakan tulang punggung dari segmen industri.
     Unit Distribusi yang direpresentasikan oleh PT. Kimia Farma Trading & Distribution sangat berperan penting dalam upaya peningkatan penjualan produk-produk Kimia Farma.
     PT. Kimia Farma Apotek, adalah anak perusahaan yang dibentuk oleh Kimia Farma untuk mengelola Apotek-apotek milik perusahaan yang ada, dalam upaya meningkatkan kontribusi penjualan untuk memperbesar penjualan konsolidasi PT. Kimia Farma Tbk.
     Menangkap peluang dari meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya arti Kesehatan, pembentukan unit usaha baru ini terutama ditujukan untuk memberikan layanan pemeriksaan Laboratorium Klinik dan Pemeriksaan Mikrobiologi Industri.
Layanan yang diberikan, yaitu :
1. Pemeriksaan Atas Permintaan Sendiri (APS)
2. Pemeriksaan Atas Permintaan Dokter(APD)
3. Medical Check Up
3. Pemeriksaan Mikrobiologi Industri
     PT. Kimia Farma juga telah melakukan ekspansi bisnisnya tidak hanya di tingkat nasional tapi juga mulai memasuki tingkat perdagangan internasional. Produk-produk Kimia Farma yang mencakup produk obat jadi dan sediaan farmasi serta bahan baku obat seperti Iodine dan Quinine telah memasuki pasar dinegara : Erope, India, Jepang, Taiwan and New Zealand. Produk Jadi dan Kosmetik telah dipasarkan ke Yemen, Korea Selatan, Singapura, Malaysia, Vietnam, Sudan, and Papua New Guinea. Demikian juga untuk produk-produk herbal yang berasal dari bahan alami juga telah dipersiapkan proses registrasinya untuk memasuki pasar baru seperti : Filipina, Myanmar, Pakistan, Uni Emirat Arab, Oman, Bahrain and Bangladesh. Produk Herbal merupakan target utama korporasi untuk periode mendatang mengingat banyaknya peminat dan pembeli potensial yang telah menunjukkan minat untuk melakukan hubungan bisnis dengan perusahaan.
     Isu tentang akan mergernya Kimia Farma dengan BUMN Farmasi lainnya sudah dimulai dari tahun 2001. Namun sampai saat ini merger tersebut belum terealisasi. Saat ini sedang dirancang merger antara Kimia Farma dan Indofarma yang diharapkan selesai plaing lambat Quarter I tahun .


C. Jenis  Sumber  Data
1. Jenis data:
a. Data kuantitatif, yaitu data yang berupa angka-angka yang menunjukan jumlah atau banyaknya sesuatu, yaitu laporan keuangan perusahaan (neraca dan laporan laba rugi). b. Data kualitatif, yaitu data yang tidak dinyatakan dalam bentuk angka, seperti sejarah singkat perusahaan dan bidang usaha perusahaan.
 2. sumber data:
a. data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari hasil observasi dan wawancara langsung dengan pihak yang berwenang.
b. data sekunder, yaitu data yang diperoleh tidak langsung atau melalui perantara (dicatat dan diolah oleh pihak lain)

3. metode pengumpulan data
     Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam melakukan penelitian ini adalah Penelitian kepustakaan, yaitu pengumpulan dasar-dasar teori, serta segala informasi yang berkaitan dengan peneltian yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas, seperti informasi didapat di internet maupun lainnya.

a.  Return on Equity (ROE) atau umbalan kepada pemegang saham merupakan imbalan atau bagian yang diberikan oleh perusahaan kepada para pemegangn sahamnya. ROE merupakan perbandingan antara laba setelah pajak dibagi dengan modal sendiri.
b. Return on Investment (ROI) atau imbalan investasi ROI merupakan hasil pendapatan sebelum bungan dan pajak ditambah penyusutan dibagi capital employed dikali seratus persen untuk tahun 2013-2015..
c. Cash Ratio atau rasio kas adalah hasil dari kas ditambah bank ditambah surat berharga jangka pendek dibagi dengan kewajiban lancer dikali seratus persen untuk tahun 2013-2015..
d. Current Ratio atau rasio lancer adalah kas lancer dibagi dengan kewajiban lancer dikali seratus persen untuk tahun 2013-2015. .
f. Collection Periods (CP) atau perputaran piutang merupakan total piutang usaha dibagi total pendapatan usaha dikali 365 hari untuk tahun 2013-2015. .
g. Inventory Turnover atau perputaran persediaan adalah total persediaan dibagi total pendapatan usaha dikali 365 hari untuk tahun 2013-2015..
h.Total Asset Turnover (TATO) atau perputaran total asset adalah total pendapatan dibagi dengan capital employed dikali seratus persen untuk tahun . 2013-2015.
i. Rasio Total Modal sendiri terhadap total asset merupakan total modal sendiri dibagi total asset dikali seratus persen utnuk tahun 2013-2015.
D. Metode Analisi
Imbalan kepada pemengan saham atau Return on Equity (ROE)
ROE =    Laba Setelah Pajak    X 100%
     Modal Sendiri   

Imbalan Investasi atau Return on Invesment (ROI) dihitung dengan rumus
ROI =    EBIT + Penyusutan    X 100%
     Capital Employed   

Rasio kas atau cash ratio dihitung dengan rumus
Cash Ratio =    Kas + Bank + Surat berharga jangka pendek    X 100%
     Kewajiban Lancar   

Current Ratio atau rasio lancer dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Current Ratio =    Aktiva Lancar    X 100%
     Kewajiban Lancar   
Collection Periods (CP) dihitung dengan rumus berikut:
Collection Periods =    Total Piutang Usaha    X 365 hari
     Total Pendapatan Usaha   

Perputaran Persediaan (PP) atau inventory Turnover dengaqn rumus sebagai berikut :
PP =    Total Persediaan    X 365 hari
     Total Pendapatan Usaha   

Perputaran Total Aset atau Total Aset Turnover (TATO) dihitung dengan rumus berikut :
TATO =    Total Peendapatan    X 100%
     Capital Employed   


Rasio total modal sendiri terhadap total asset. TMS (total modal sendiri) terhadap TA (total aser) dihitung dengan rumus sebagai berikut ini :
TMS terhadap TA =    Total Modal Sendiri    X 100%
     Total Asset   


Tingkat kesehatan BUMN sesuai Pasal 3 keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP-100/MBU/2002: tingkat kesehatan BUMN digolongkan menjadi:
⦁    Sehat, yang terdiri dari:
     AAA apabila skor (TS) lebih besar 95
AA apabila 80 <>
A apabila 65 <>

⦁    Kurang sehat, yang terdiri dari :
BBB apabila 50 <>
BB apabila 40 <>
B apabila 30 <>

⦁    Tidak sehat, yang terdiri dari :
CCC apabila 20 <>
CC apabila 10 <>
C apabila TS <>



         





DAFTAR  PUSTAKA

⦁    Eugene F. Brigham dan Joel F.Houston. 2001. Manajemen Keuangan Buku ke-1. Jakarta: Eralangga
⦁    John J. Wild, K. R Subramanyam dam Robert F. Halsey. 2005. FinancialStatement Analysis Buku ke-2. Salemba Empat
⦁    Munawir. S. 2004. Analisa Laporan Keuangan Edisi keempat. Liberty. Yogyakarta
⦁    Harahap.2006. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta
⦁    http//:www.kimiafarma.co.id
⦁    Sugiyono.2005. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta. Bandung



FOUR RISAL JANGAN KHY LUPA LAMPIRKAN ANGGARAN PROPOSALNYA DAN LAIN2 YANG SDH DI JLSKAN OLEH BPK,, BACA KEMBALI TULISANNYA'X SUPAYA MUDAH DI JWB SMW PERTANYAANX




SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
STIE TRI DARMA NUSANTARA
TAHUN 2016