PROPOSAL
Analisa Struktur Modal Optimal PT Indofood Tbk
DISUSUN
O
L
E
H
SULFIKAR
No.Tlp: 085256821498
A. Latar Belakang Masalah
Dalam
masa pembangunan saat ini, persaingan di dunia usaha baik di sector
industri maupun jasa semakin kuat. Hal ini menyebabkan setiap perusahaan
berupaya untuk dapat mempertahankan kelangsungan
hidup perusahaan. PT Indofood Sukses Makmur Tbk adalah perusahaan yang
bergerak dalam bidang distribusi produk makanan olahan paling bermutu
dan produk pelengkap lain. PT Indofood Sukses Makmur merupakan pemimpin (Leader) di bidang industry tersebut, karena sebagian besar segmen usaha yang dijalankan dapat menguasai pangsa pasar di Indonesia. (/jiunkpe/s1/eakt/2006/jiunkpe-ns-s1-2006-32402063-10310-indofood-chapter1.pdf)
Tujuan utama terbentuknya perusahaan adalah mencari keuntungan serta
kesinambungan usaha. Untuk mencapai keuntungan yang diharapkan,
perusahaan memerlukan dana untuk keperluan operasi dan investasi.
Berbagai pertimbangan perlu diperhatikan dalam memenuhi dana tersebut
antara lain biaya modal resiko yang mungkin dihadapi apabila dana
tersebut ditarik dari hutang jangka panjang atau menerbitkan saham
biasa. (http://skripsi.umm.ac.id/files/disk1/11/jiptummpp-gdl-s1-2004-niniksupri-550-Pendahul-n.pdf)
Pada
umumnya perusahaan cenderung untuk menggunakan modal sendiri untuk
modal permanen, sedangkan modal asing yaitu modal yang berasal dari
kreditur dan merupakan hutang bagi perusahaan. (shafi’I dan
Akbar,2010:70).
Pada aspek struktur modal, berdasarkan agency cost model, perusahaan
yang memiliki struktur modal lebih banyak melibatkan modal asing (dari
kreditur), maka akan lebih intensif pula pengawasan yang dilakukan oleh
kreditur terhadap manajemen. Relevansi struktur modal dalam pembahasan agency problems disebabkan karena agency problems
tidak hanya timbul antara manajer dengan pihak pemegang saham melainkan
juga bisa timbul antara pihak pemegang saham dengan pihak kreditor,
walaupun tidak sekuat dalam hal perhatian yang diberikan oleh para ahli
dan peneliti di bidang manajemen keuangan.(bambang sugeng,2009:40)
Kebijakan
mengenai struktur modal merupakan keseimbangan antara resiko dan
tingkat pengembalian. Masalah struktur modal merupakan masalah penting
bagi setiap perusahaan karena baik buruknya struktur modal akan
mempunyai efek langsung terhadap posisi financial perusahaan.(bayu
prima, 2007) Struktur modal yang optimal adalah struktur modal yang
mengoptimalkan keseimbangan antara resiko dan pengembalian sehingga
memaksimumkan harga saham. Dengan demikian, dalam mempertimbangkan
kebijakan struktur modal tersebut ada suatu permasalahan yang sering
timbul, (1) seberapa besar modal pinjaman yang harus digunakan oleh
perusahaan. (2) tingginya tingkat hutang yang dimiliki oleh
perusahaan-perusahaan jasa seperti PT Indofood Tbk yang go public di
Bursa Efek Surabaya. (3) perusahaan menggunakan modal dari hutang maka
ketergantungan perusahaan terhadap pihak luar
sangat besar, sedangkan apabila menggunakan sumber modal dari
mengeluarkan sumber baru, maka akan membutuhkan biaya yang sangat mahal.
(Novie Dyta Hayuningtyas, 2010:3)
Untuk menentukan
struktur modal yang optimum, digunakan konsep cost of capital. Dengan
perhitungan cost of capital hutang obligasi, cost of capital emisi saham
baru, cost of capital saham biasa, cost of capital laba ditahan, dan
weighted average cost of capital. Dan struktur modal yang optimum
tercapai apabila biaya modal rata-rata tertimbang adalah rendah. Karena
biaya modal ini berhubungan dengan profitabilitas, maka pada saat
struktur modal optimum diperhitungkan pula tingkat profitabilitas dengan
cara ROA dan ROE. (Ninik Suprihati,2003)
Jika
keadaan ini terus bertahan, dan tidak segera di benahi maka akan
membahayakan bagi kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Dengan
tingginya tingkat hutang yang dimiliki oleh perusahaan maka akan
menyebabkan struktur modal yang dimiliki oleh perusahaan tersebut juga
akan semakin tinggi, sehingga akan membuat menurunya nilai perusahaan di
mata para investor. (Riyanto,2001: 28)
Berdasarkan
uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bagaimana pengaruh
factor-faktor yang mempengaruhi struktur modal, maka akan membantu
perusahaan dalam menentukan bagaimana pemenuhan dana yang harus
dilakukan oleh perusahaan didalam industry
tersebut untuk menghasilkan struktur modal yang optimal. Dengan adanya
struktur modal yang optimal maka perusahaan tersebut dinilai mampu untuk
menciptakan pertimbangan antara penggunaan hutang dan modal sendiri. (Novie Dyta Hayuningtyas, 2010:7)
Besar
kecilnya struktur modal dipengaruhi oleh hutang dan modal sendiri,
sedangkan kecilnya struktur modal suatu perusahaan cenderung lebih
memilih menggunakan modal sendiri untuk pemenuhan kebutuhan dana
ketimbang menggunakan hutang. (Wenny Aditya P, 2010:5) perusahaan yang
menghasilkan keuntungan lebih (Profitable) akan mempunyai struktur modal yang rendah dari pada perusahaan yang kurang menghasilkan keuntungan (Less Profitable), karena perusahaan yang menghasilkan keuntungan lebih mampu mendanai investasinya dengan Retained Earning, dan perusahaan yang memiliki ukuran (Firm Size) yang besar lebih banyak menggunakan hutang dari pada perusahaan kecil.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang tersebut diatas maka dapat di rumuskan permasalahannya adalah :
1. Bagaimana struktur modal pada perusahaan food terutama pada PT Indofood Tbk ?
2. Bagaimana pengaruh struktur modal terhadap tingkat pengembalian modal dan laba pada perusahaan food yang sudah Go Publik di Bursa Efek Surabaya?
3. Bagaimana pengaruh struktur modal optimal pada PT Indofood Tbk ?
C. Tujuan Masalah
Tujuan yang akan dicapai untuk penelitian yang berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas adalah :
1. Untuk menganalisa struktur modal perusahaan food terutama pada PT Indofood Tbk.
2. Untuk menganalisa hubungan struktur modal terhadap tingkat pengembalian modal dan laba pada perusahaan food yang Go Publik di Bursa Efek Surabaya.
3. Untuk menganalisa pengaruh struktur modal optimal pada PT Indofood Tbk.
D. Manfaat Penelitian
1. Dengan adanya struktur modal yang optimal diharapkan perusahaan food terutama PT Indofood Tbk dapat mengoptimalkan keseimbangan antara resiko dan pengembalian agar bisa memaksimumkan harga saham.
2. Dengan adanya hubungan struktur modal terhadap tingkat pengembalian modal dan laba pada perusahaan food, di harapkan perusahaan dapat lebih maju dan bisa mengoptimalkan pertimbangan antara pemilik modal dan modal sendiri.
3. Dengan adanya pengaruh struktur modal optimal di harapkan PT Indofood Tbk bisa meningkatkan nilai perusahaan.
E. Peta Konsep
Core consept : “Struktur Modal Optimal “
Support consept : “PT Indofood Tbk”
1. Definisi Struktur Modal
2. Factor-faktor yang mempengaruhi Struktur Modal
3. PT Indofood Tbk
4. Jenis-jenis teori yang digunakan dalam Struktur Modal
5. Komponen Struktur Modal
6. Kebijakan Struktur Modal
Gambar.1 : Peta Konsep dalam bentuk gambar
F. Kajian Teori
· Penelitian Terdahulu
Hubungan
pertumbuhan perusahaan dengan Struktur Modal telah banyak diteliti oleh
peneliti sebelumnya. Smitts dan Watts (1992) menyatakan bahwa potensi
pertumbuhan suatu perusahaan akan mempengaruhi kebijakan yang di buat
oleh perusahaan (seperti kebijakan pendanaan, deviden, dan kompensasi).
Smitts dan Watts menemukan adanya bukti bahwa pada perusahaan yang
berpotensi untuk tumbuh mempunyai rasio debt to equity yang lebih rendah dari pada perusahaan yang tidak tumbuh.
Temuan
Smitts dan Watts tersebut telah ditindak lanjuti oleh Gaver dan Gaver
(1993), Kallapur dan Trombley (1999), hasil study mereka menunjukan
hasil yang mendukung studinya Smitts dan Watts sebelumnya. Penelitian di
Indonesia di antaranya telah dilakukan oleh Sami, dkk.(1999). Subekti
(2001). Risanti (2004).(sriwardani :2006)
· Definisi Struktur Modal
Setiap
perusahaan dalam operasinya akan menghadapi masalah pengalokasian dana
dan pemenuhan kebutuhan dana. Besarnya dana yang diperlukan tergantung
besar kecilnya usaha yang dilakukan. Keputusan struktur modal berkaitan
dengan keputusan pendanaan perusahaan dan sangat penting bagi
kelangsungan operasi perusahaan.(http://digilib.petra.ac.id/img-rep//jiunkpe/s1/eakt/2008/jiunkpe-ns-s1-2008-32402163-11850-saham-chapter2_1_high.jpg)
Pada
dasarnya tugas manajer keuangan perusahaan adalah berusaha mencari
keseimbangan finansial neraca yang dibutuhkan serta mencari susunan
kualitatif neraca tersebut dengan sebaik-baiknya.(Jurnal Manajemen,
Jurnal Manajemen Sumber Daya Manusia, Bahan Kuliah Manajemen; 2009)
Modal adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan dalam pos modal (modal
saham), keuntungan atau laba yang ditahan atau kelebihan aktiva yang
dimiliki perusahaan terhadap seluruh utangnya (Munawir,2001).
Modal pada dasarnya terbagi atas dua bagian yaitu modal Aktif (Debet) dan modal Pasif (Kredit).
Struktur
Modal adalah perimbangan atau perbandingan antara modal asing dan modal
sendiri. Modal asing diartikan dalam hal ini adalah hutang baik jangka
panjang maupun dalam jangka pendek. Sedangkan modal sendiri bisa terbagi
atas laba ditahan dan bisa juga dengan penyertaan kepemilikan
perusahaan.
Struktur
Modal merupakan masalah penting dalam pengambilan keputusan mengenai
pembelanjaan perusahaan. Untuk mengukur Struktur Modal tersebut maka
dapat digunakan beberapa Teori yang menjelaskan Struktur Modal dalam
suatu Perusahaan.(Suwandi, Struktur Modal; 2009)
Menurut (Riyanto,
1984, p.4). Wasis (1981) menyatakan bahwa struktur modal harus dapat
dibedakan dengan struktur keuangan. Struktur keuangan menyatakan dengan
cara bagaimana harta perusahaan dibiayai.
Struktur modal merupakan komposisi pendanaan ekuitas (modal sendiri) dan utang pada suatu perusahaan (Wild et al., 2005).
Struktur modal dapat diartikan sebagai paduan sumber dana jangka panjang yang digunakan oleh perusahaan (Keown et al., 2000).
Sedangkan menurut Awat (1999) struktur modal adalah proporsi antara utang jangka panjang dan modal sendiri.
Alwi
(1989. P. 422) menyatakan bahwa struktur modal ditentukan oleh
perbandingan antara hutang jangka panjang dan modal sendiri yang
digunakan perusahaan.
Menurut Henderson. Trenepohl, dan Wert (1984. P. 434) adalah capital
structure is defined as the composition of a firm long-term financing
represented by long-term debt, preferred stock and common stock. When
current liabilities are included the total generally is called financial
structure.
Weston
dan Copeland (1992) memberikan definisi struktur modal sebagai
pembiayaan permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham
preferen, dan modal pemegang saham.
Menurut
Lawrence, Gitman (2000, p.488), definisi struktur modal adalah sebagai
berikut: ”Capital Structure is the mix of long term debt and equity
maintained by the firm”. Struktur modal perusahaan menggambarkan
perbandingan antara hutang jangka panjang dan modal sendiri yang
digunakan oleh perusahaan. Ada dua macam tipe modal menurut Lawrence,
Gitman (2000) yaitu modal hutang (debt capital) dan modal sendiri
(equity capital). Tetapi dalam kaitannya dengan struktur modal, jenis
modal hutang yang diperhitungkan hanya hutang jangka panjang.
Menurut
Sundjaja dan Barlian (2003, p. 324) hutang jangka panjang merupakan
salah satu dari bentuk pembiayaan jangka panjang, yang memiliki jatuh
tempo lebih dari satu satun. Sedangkan modal sendiri (equity capital)
adalah dana jangka panjang perusahaan yang disediakan oleh pemilik
perusahaan (pemegang saham), yang terdiri dari berbagai jenis saham
(saham preferen dan saham biasa) serta laba ditahan.
Kesimpulan mengenai pengertian struktur modal adalah pendanaan perusahaan yang bersumber dari hutang jangka panjang dan modal sendiri.
· Faktor-faktor yang mempengaruhi Struktur Modal
Secara
teoritis Struktur Modal yang Optimum dapat dijelaskan baik dengan
pertimbangan antara manfaat pajak dan biaya kebangkrutan atau dengan
perimbangan antara biaya keagenan dan ekuitas. Factor lain yang dapat
mempengaruhi pilihan hutang ekuitas adalah perubahan dalam komposis
hutang jangka panjang dan ekuitas yang dapat ditafsirkan sebagai tanda
oleh pihak luar di pasaran. (Business & Management Journal Bunda Mulia, Vol: 2, No. 1, September 2006).
Di
lain pihak Weston dan Brigham (1994, p. 174) menyatakan bahwa
factor-faktor yang mempunyai pengaruh terhadap Struktur Modal adalah
sebagai berikut:
1. Stabilitas Penjualan
Jika
penjualan relative stabil, perusahaan dapat secara aman menggunakan
hutang lebih tinggi dan berani menanggung beban tetap yang lebih tinggi
dibandingkan dengan perusahaan yang penjualannya tidak stabil.
2. Struktur Aktiva
Apabila aktiva perusahaan cocok untuk dijadikan agunan kredit perusahaan tersebut cenderung menggunakn banyak hutang.
3. Tingkat Pertumbuhan
Perusahaan-perusahaan
yang mempunyai tingkat pertumbuhan lebih cepat, akan membutuhkan dana
dari sumber ekstrem yang lebih besar.
4. Profitabilitas
Penelitian
menunjukan bahwa perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi
atas investasi menggunakan hutang yang relative kecil. Laba di tahan
yang tinggi dipandang cukup memadai untuk membiayai sebagian besar
kebutuhan pendanaan.
5. Posisi pajak
Setiap
perusahaan mengharapkan pajak yang serendah mungkin. Usaha yang dapat
dilakukan perusahaan untuk memperkecil pajak yang dikenkan pada
perusahaannya adalah dengan memperbesar nilai hutang jangka panjang
perusahaan yang bersangkutan. Karena hutang jangka panjang merupkan
bagian dari Struktur Modal perusahaan, maka dapat dikatakan posisi pajak
(Tax Position) juga turut mempegaruhi keputusan pembentukan Sttruktur Modal pada suatu perusahaan.
6. Pengawasan
Pengaruh
akibat penerbitan surat-surat hutang versus saham terhadap posisi
pengendalian manajemen bisa mempengaruhi Struktur Modal.
7. Sikap Manajemen
Beberapa
manajer yang ada dalam perusahaan lebih agresif, yaitu lebih cenderung
memilih menggunakan hutang dalam menaikan profit perusahaan tersebut
sehingga rasio hutang perusahaan lebih besar dari rasio modal
sendirinya, sehingga rasio modal sendiri lebih besar dari rasio hutang
jangka panjang perusahaan tersebut.
8. Kondisi pasar modal
Kondisi
pasar modal sering mengalami perubahan, karena itu dalam menjual
sekuritas, perusahaan harus menyesuaikan dengan keadaan pasar modal
tersebut.
9. Kondisi internal perusahaan
Apabila
perusahaan memperoleh keuntungan yang rendah sehingga tidak menarik
bagi investor, maka perusahaan lebih memilih pembelanjaan dengan hutang
dari pada mengeluarkan saham.
· PT Indofood. Tbk
PT
Indofood Sukses Makmur Tbk adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang
distribusi produk makanan olahan paling bermutu dan produk pelengkap
lain. PT Indofood Sukses Makmur telah go public di PT Bursa Efek
Surabaya. Sejarah PT Idofood Tbk :
ü 1990 - Incorporated seperti PT Panganjaya Intikusuma.
ü 1994 - Berubah nama menjadi PT Indofood Sukses Makmur Tbk
- Initial Public Offering dari 763 juta lembar saham di Rp1, 000 nilai nominal per saham, listing di Bursa Efek Indonesia.
ü 1995 - Didapatkan penggilingan tepung Bogasari
ü 1996 - Melakukan sebuah stock split 1:2.
ü 1997 - Acquired 80% ekuitas saham di perkebunan, agribisnis dan
Perusahaan distribusi. - Dilakukan sebuah rights issue 1:5 dengan tambahan saham
total 305.2 juta saham.
ü 2007 - Terdaftar di Agribisnis Group di Bursa Efek Singapura dan
ditempatkan saham baru.
ü 2008 - Berpartisipasi dalam penerbitan baru PT Laju Perdana
Indah saham dan memegang 60% kepemilikan.
Selama
tahun 2007 Indofood secara keseluruhan program dikembangkan dan
dilaksanakan berdasarkan lima pilar dasar jangka panjang kami CSR
filosofi:
o Membangun Human Capital
o Mempertahankan Kohesi Sosial
o Memperkuat Nilai Ekonomi
o Mendorong Good Governance
o Melindungi Lingkungan
Dengan
total tenaga kerja sekitar 62 ribu, Indofood percaya bahwa karyawan
adalah salah satu kelompok paling penting dari stakeholder dan unsur
penting dalam keberhasilan terus. Perseroan percaya bahwa setiap
karyawan memiliki kapasitas untuk berprestasi dan memberikan kontribusi
bagi keberhasilan tidak hanya perusahaan, tetapi bangsa itu sendiri.
· Jenis-jenis teori yang digunakan dalam Struktur Modal
1. MM-Theory
Pada tahun 1958, Modigliani dan Miller mengemukakan teori Struktur Modal yang kemudian dikenal dengan nama “MM-Theory”. Teori ini mempunyai asumsi sebagai berikut :
ü Perusahaan
dengan kelas yang sama mempunyai resiko bisnis sama dimana resiko
bisnis tersebut diukur dengan standar deviasi dari laba sebelum bunga
dan pajak (SEBIT).
ü Investor
mempunyai harapan yang sama atau homogen terhadap laba dan resiko
perusahaan serta memiliki ekspektasi yang sama terhadap EBIT di masa
mendatang.
ü Surat hutang seperti obligasi dan penyertaan dalam bentuk saham diperdagangkan pada pasar yang sempurna (perfect capital market).
2. Agency Theory
Teori
ini di kemukakan oleh Jensen dan Meckling pada tahun 1976 (Horne dan
Wachowichz, 1998, p. 482) “ manajemen merupakan agen dari pemegang
saham, sebagai pemilik perusahaan. Para pemegang saham agen akan
bertindak atas kepentingan mereka sehingga mendelegasikan wewenang
kepada agen”.
Untuk
dapat melakukan fungsinya dengan baik, manajemen harus diberi insentif
dan pengawasan yang memadai. Kegiatan pengawasan tentu saja membutuhkan
biaya yang disebut dengan biaya Agensi. Biaya agensi menurut Horne dan
Wachowichz (1998, p. 482) adalah biaya-biaya yang berhubungan dengan
pengawasan manajemen untuk meyakinkan bahwa manajemen bertindak
konsisten sesuai dengan perjanjian kontraktual perusahaan dengan
kreditur dan pemegang saham.
Menurut
Horne dan Wachowichz (1998, et al), salah satu pendapat dalam teori
agensi adalah siapapun yang menimbulkan biaya pengawasan, biaya yang
timbul merupakan tanggungan pemegang saham. Biaya pengawasan berfungsi
sebagai diinsentif dalam penerbitan obligasi.
3. Signaling Theory
Isyarat
atau signal menurut Brigham dan Houston (1999,36) adalah suatu tindakan
yang diambil manajemen perusahaan yang memberi petunjuk bagi investor
tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan.
Pengumuman emisi saham oleh suatu perusahaan umumnya merupakan suatu isyarat (signal)
bahwa manajemen memandang prospek perusahaan tersebut suram. Apabila
suatu perusahaan menawarkan penjualan saham baru, lebih sering dari
biasanya, maka harga sahamnya akan menurun, karena menerbitkan saham
baru berarti memberikan isyarat negative yang kemudian dapat menekan
harga saham sekalipun prospek perusahaan cerah.
4. Asymmetric Information Theory
Asymmetric Information atau
ketidaksamaan informasi menurut Brigham dan Houston (1999,et al) adalah
situasi dimana manajer memiliki informasi yang berbeda mengenai prospek
perusahaan daripada yang dimiliki investor. Ketidaksamaan informasi ini
terjadi karena pihak manajemen mempunyai informasi yang lebih banyak
daripada para pemodal (Husnan,1996). Dengan demikian, pihak manajemen
tentu akan berpikir bahwa harga saham saat ini sedang overvalue (terlalu
mahal).
Sedangkan
menurut Quith and Mullis (hal 77-96, tahun 1983) Teori ini menerangkan
bahwa di dalam pasar selalu ditemukan informasi yang tidak sama bagi
pihak-pihak yang berbeda, sehingga di katakan informasi yang di dapat
tidak sempurna.
5. Pecking Order Theory
Teori ini dikenalkan pertama kali oleh Donaldson pada tahun (1961, sedangkan nama Pecking Order Theory diberikan oleh Myers (1984) (Husnan, 1996, p. 324). Secara singkat teori ini menyatakan bahwa :
ü Perusahaan menyukai internal financing (pendanaan dari hasil operasi perusahaan berwujud laba ditahan)
ü Apabila pendanaan dari luar (external financing)
diperlukan, maka perusahaan akan menerbitkan sekuritas yang paling aman
terlebih dahulu, yaitu dimulai dengan penerbitan obligasi, kemudian
diikuti oleh sekuritas yang berarakteriktis opsi (seperti obligasi
konversi), dan apabila masih belum mencukupi, saham baru diterbitkan.
Sesuai dengan teori ini, tidak ada suatu target debt to equity ratio,
karena ada dua jenis modal sendiri, yaitu internal dan eksternal. Modal
sendiri yang berasal dari saham perusahaan lebih disukai dari pada
modal sendiri yang berasal dari luar perisahaan.
Dana
eksternal lebih disukai dalam bentuk hutang daripada hutang sendiri
karena dua alasan, pertama adalah pertimbangan biaya emisi. Biaya emisi
obligasi lebih murah dari emisi saham baru. Hal ini disebabkan karena
penerbitan saham baru akan menurunkan harga saham lama (Husnan,1996).
Kedua, manajer khawatir penerbitan saham baru akan ditafsirkan sebagi
kabar buruk oleh para pemodal, dan membuat harga saham akan turun. Hal
ini disebabkan antara lain oleh kemungkinan adanya informasi asimetrik
antara pihak manajemen dengan para modal. (http://digilib.petra.ac.id/img-rep//jiunkpe/s1/eakt/2008/jiunkpe-ns-s1-2008-32402163-11850-saham chapter2_1_high.jpg)
· Komponen Struktur Modal
ü Hutang Jangka Panjang
Menurut
Sundjaja dan Barlian (2003, p.324), “hutang jangka panjang merupakan
salah satu dari bentuk pembiayaan jangka panjang yang memiliki jatuh
tempo lebih dari satu tahun, biasanya 5 – 20 tahun. Pinjaman hutang
jangka panjang dapat berupa pinjaman berjangka (pinjaman yang digunakan
untuk membiayai kebutuhan modal kerja permanen, untuk melunasi hutang
lain, atau membeli mesin dan peralatan) dan penerbitan obligasi (hutang
yang diperoleh melalui penjualan surat-surat obligasi, dalam surat obligasi ditentukan nilai nominal, bunga per tahun, dan jangka waktu pelunasan obligasi tersebut).
Beberapa
hal yang menjadi pertimbangan manajemen sehingga memilih untuk
menggunakan hutang menurut Sundjaja at. al (2003) adalah sebagai
berikut:
Ø Biaya hutang terbatas, walaupun perusahaan memperoleh laba besar, jumlah bunga yang dibayarkan besarnya tetap.
Ø Hasil yang diharapkan lebih rendah daripada saham biasa
Ø Tidak ada perubahan pengendalian atas perusahaan bila pembiayaan memakai hutang.
Ø Pembayaran bunga merupakan beban biaya yang dapat mengurangi pajak
Ø Fleksibilitas dalam struktur keuangan dapat dicapai dengan memasukkan peraturan penebusan dalam perjanjian obligasi.
ü Modal Sendiri
Menurut
Wasis (1981), dalam struktur modal konservatif, susunan modal
menitikberatkan pada modal sendiri karena pertimbangan bahwa penggunaan
hutang dalam pembiayaan perusahaan mengandung resiko yang lebih besar
dibandingkan dengan penggunaan modal sendiri.
Menurut Sundjaja at al. (2003, p.324), modal sendiri/equity capital adalah dana
jangka panjang perusahaan yang disediakan oleh pemilik perusahaan
(pemegang saham), yang terdiri dari berbagai jenis saham (saham preferen
dan saham biasa) serta laba ditahan.
Modal
sendiri atau ekuitas merupakan modal jangka panjang yang diperoleh dari
pemilik perusahaan atau pemegang saham. Modal sendiri diharapkan tetap
berada dalam perusahaan untuk jangka waktu yang tidak terbatas sedangkan
modal pinjaman memiliki jatuh tempo. Ada 2 (dua) sumber utama dari
modal sendiri yaitu:
Ø Modal saham preferen
Saham
preferen memberikan para pemegang sahamnya beberapa hak istimewa yang
menjadikannya lebih senior atau lebih diprioritaskan daripada pemegang
saham biasa. Oleh karena itu, perusahaan tidak memberikan saham preferen
dalam jumlah yang banyak.
Ø Modal saham biasa
Pemilik
perusahaan adalah pemegang saham biasa yang menginvestasikan uangnya
dengan harapan mendapat pengembalian dimasa yang akan datang. Pemegang
saham biasa kadang-kadang disebut pemilik residual sebab mereka hanya
menerima sisa setelah seluruh tuntutan atas pendapatan dan asset telah
dipenuhi.
· Kebijakan Struktur Modal
Kebijakan Struktur Modal pada dasarnya di bangun dari hubungan antara keputusan dalam pemilihan sumber dana (financing decision) dengan jenis investasi yang harus dipilih oleh perusahaan (investmen decision)
agar sejalan dengan tujuan perusahaan yaitu memaksimalkan kesejahteraan
pemegang saham yang tercermin dari nilai perusahaan atau nilai pasar
dari harga saham perusahaan.
Sumber
dana dapat berasal dari hutang jangka pendek, hutang jangka panjang,
dan modal saham perusahaan yang terdiri dari saham preferen, dan saham
biasa.
Kombinasi
pemilihan struktur modal yang optimal merupakan hal penting yang harus
diperhatikan oleh perusahaan karena kombinasi pemilihan struktur modal
tersebut akan mempengaruhi tiga tingkat biaya modal yang dikeluarkan
oleh perusahaan.
Apabila
suatu perusahaan bermaksud untuk melakukan kombinasi atas struktur
modal yang ada maka tingkat biaya modal dari struktur modal tersebut
dihitung dengan menggunakan tingkat biaya modal rata-rata tertimbang.
Tingkat biaya modal rata-rata tertimbang merupakan kombinasi dari
tingkat biaya hutang dan tingkat biaya ekuitas, yang dapat dihitung
dengan rumus sebagai berikut, (Sundjaya dan Barlian, 2002).
bm rt = (Pro hip X bh sp ) + (Pro sp X b sp ) + (Pro sb X b ld atau b sbb )
Pro hjp + Pro SP + Pro sb = 1
Dimana :
bm rt : biaya modal rata-rata tertimbang
bh sp : biaya hutang jangka panjang sesudah pajak
b sp : biaya saham preferen
b ld : biaya laba ditahan
Prohjp : proporsi hutang jangka panjang dalam struktur modal
Pro SP : proporsi saham preferen dalam struktur modal
Pro sb : proporsi modal saham biasa dalam struktur modal
Tingkat
biaya modal rata-rata tertimbang hanya dapat dicapai apabila perusahaan
telah menentukan struktur modalnya yang optimal. Struktur modal yang
optimal suatu perusahaan harus berada pada keseimbangan antara resiko
dan pengembalian yang memaksimumkan harga saham (Brigham dan Houston,
2001 : 5-6).
G. Kerangka Berfikir
Gambar 2
Kerangka Berfikir
DAFTAR PUSTAKA
(//jiunkpe/s1/eakt/2006/jiunkpe-ns-s1-2006-32402063-10310-indofood-chapter1.pdf)
Dyta Hayuningtyas, Novie, Pengaruh
Kepemilikan Managerial, Ukuran Perusahaan dan Pertumbuhan Penjualan
Terhadap Struktur Modal pada Perusahaan food and beverage yang Go
Publik, FE/EM, Jawa Timur, 2008
Aditya P, Wenny, Analisis Struktur Modal pada Perusahaan food and beverage yang Go Publik di Bursa Efek Indonesia, FE/EA, Jawa Timur, 2010
Suprihati, Ninik, Analisis Cost of Capital untuk Menentukan Struktur Modal yang Optimal pada PT Indofood Sukses Makmur, JIPTUMM, 2003
Riyanto, Bambang, (2001), Dasar-dasar Pembelanjaan, Yogyakarta: BPFE.
Sugeng, Bambang, Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Struktur Modal Terhadap Kebijakan Inisiasi Deviden di Indonesia, FE Universitas Negeri Malang, 2009