Mata
kuliya : Investasi
Tugas : Makalah
Kelas : Mk2B
PROSPEK DAN TANTANGAN DIRE DI INDONESIA
OLEH
SULFIKAR
13111295
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE)
TRI DARMHA NUSANTARA
MAKASSAR
2014
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala Rahmat, sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang mungkin sangat sederhana.
Makalah ini berisikan tentang pengertian DIRE, (pajak pph bagi peserta ) dan kelemahan DIRE diindonesia, Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman dan juga berguna untuk menambah pengetahuan bagi para pembaca.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh karena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Penulis
Sulfikar
Makassar 8 Juni 2016
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
DIRE
adalah wadah untuk menghimpun dana masyarakat,yang selanjutnya diinvestasikan
pada aset real estat, aset yang berkaitan dengan Real Estat dan atau kas dan
setara kas
DIRE
berinvestasi pada:
Aset
Real Estat (tanah secara fisik dan bangunan yang ada di atasnya) paling kurang
50% dari Nilai Aktiva Bersih (NAB);
Aset
Real Estat dan Aset yang berkaitan dengan Real Estat diwilayah Indonesia
Efek
Perusahaan Real Estat yang tercatat diBursa Efek dana atau diterbitkan oleh
Perusahan Real Estat) paling kurang 80%dari
NAB dengan ketentuan investasi
pada Aset Real Estat paling kurang 50% dari NAB; dan atau
kas
dan setara kas tidak lebih dari 20% NAB.
DIRE
dilarang berinvestasi pada:
tanah
kosong; atau
properti
yang masih dalam tahap pembangunan ( tidak termasuk dekorasi ulang, perbaikan (
retrofitting ) dan renovasi ).
DIRE
dapat melakukan Penawaran Umum atau tidak melakukan Penawaran Umum atas Unit
Penyertaannya.
DIRE dapat mencatatkan Unit Penyertaannya di Bursa Efek.
Manfaat Berkembangnya DIRE
•Peningkatan
pembangunan sektor properti
•Peningkatan
pembangunan infrastruktur
•Peningkatan
layanan kesehatan
•Peningkatan
pembangunan sektor pariwisata
•Penurunanan
kapengangguran
•Peningkatan potensi pendapatan daerah dari pajak hotel,
restoran, hiburan, reklame, parkir, PBB dan lain-lain.
Pemegang Unit Penyertaan
KIK DIRE Pemilik Properti
kas
Aliran Kas Saat Perolehan Properti
Manajer Investasi Bank Kustodian Skema Kepemilikan Langsung belum dimungkinkan karena KIK tidak dapat memiliki
tanah. Berdasarkan Ps. 4, UU No. 5 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar
Pokok-Pokok Agraria hanya badan hukum dan perseorangan yang dapat memiliki
tanah
Aliran Kas Atas Hasil Dari Properti
Pemegang Unit Penyertaan
KIK DIRE Manajer Investasi
Bank Kustodian
Penyewa Properti
SkemaTransaksi DIRE
(Kepemilikan Langsung)
Pemegang Unit Penyertaan
KIK DIRE Pemilik Properti
kas
A. Aliran Kas Saat Perolehan Properti
Manajer Investasi Bank Kustodian Skema Kepemilikan Langsung belum
dimungkinkan karena KIK tidak dapat memiliki tanah. Berdasarkan Ps. 4, UU No. 5
tahun1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria hanya badan hukum dan
perseorangan yang dapat memiliki tanah
kaskas
B. AliranKasAtasHasilDari Properti
PemegangUnit Penyertaan
KIK DIREManajerInvestasi
Bank Kustodian
4
Penyewa Properti
SkemaTransaksi DIRE
(KPemegangUnit PenyertaanKIK DIRE
SPC
PemilikProperti
kaskas
kas
I.PajakKepadaSPC
I.PPN
10%(restitusi 1 bulan)*
II.BPHTB 5%
II.PajakkepadaPemilikProperti
I.PPhBadan 25%dari keuntungan*
* Biaya-biaya pajak sudah harus dibayar sejakawal, dimana
saat itu KIK DIRE / SPC belum menerima penghasilan.
* Berdasarkan PMK No. 200/PMK.03/2015: percepatan
restitusi PPN semula 1 tahun menjadi 1 bulan dan PPh semula final 5% menjadi
non final 25% dari keuntungan.
A. Perpajakan Saat Perolehan Properti
Manajer Investasi
Bank Kustodian
6
Perpajakan Transaksi DIRE
(Kepemilikan Tidak Langsung)epemilikan Langsung)
Perkembangan Terkini
Pada tanggal 29 Maret 2016, Pemerintah telah mengeluarkan
Paket Kebijakan Ekonomi XI dimana salah satunya adalah memberikan insentif bagi
produk DIRE. Berikut isi dari Paket Kebijakan Ekonomi XI:
•Penerbitan
Peraturan Pemerintah mengenai Pajak Penghasilan Atas Penghasilan Dari
Pengalihan Real Estat Dalam Skema Kontrak Investasi Kolektif Tertentu yang
mengatur pemberian fasilitas Pajak Penghasilan final berupa pemotongan tarif
yang semula 5% menjadi 0,5% dari nilai transaksi.
•Penerbitan
Peraturan Pemerintah mengenai Insentif dan Kemudahan Investasi di Daerah yang
antara lain mendorong penurunan tarif BPHTB untuk pengalihan hak atas tanah dan
bangunan yang menjadi aset DIRE dari maksimum 5% menjadi lebih rendah.
•Penerbitan
Peraturan Daerah bagi daerah yang berminat untuk mendukung pelaksanaan DIRE di
daerahnya.
•Penerapan perubahan
–perubahan Paket Kebijakan Ekonomi XI menunggu penerbitan/perubahan peraturan
pemerintah/daerah pelaksanaan terkait
8Perkembangan Terkini
Pada tanggal 16 Maret 2016, Otoritas Jasa Keuangan telah
mengeluarkan Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan Nomor19/POJK.04/2016 tentang Pedoman Bagi Manajer Investasi dan Bank
Kustodian Yang Melakukan Pengelolaan Dana Investasi Real Estat Berbentuk
Kontrak Investasi Kolektif Adapun perubahan yang mendasar adalah sebagai
berikut:
PeraturanXI.M.1
Dana Investasi Real Estat
berbentuk Kontrak Investasi Kolektif dilarang meminjam dana melalui
penerbitan Efek bersifat utang namun dapat meminjam dana tanpa penerbitan Efek
bersif utang untuk kepentingan pembelian aset Real Estat dengan total nilai
paling banyak 20% ( duapuluh persen )dari
total nilai aset Real Estat yang akan dibeli.
POJKN omor19/POJK.04/2016
Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi
Kolektif dilarang meminjam dana melalui penerbitan Efek bersif atutang namun
dapat meminjam dana tanpa penerbitan Efek bersifat utang untuk kepentingan
pembelian aset Real Estat dengan total nilai paling banyak 45% ( empat puluh
lima persen )dari total nilai aset Real Estat yang akan dibeli.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana potensi DIRE di indonesia?
2. Apa betul janji pemerintah untuk
pangkas pajak akan di sosialisasikan?
3. Berapaka pajak DIRE yang di tetapkan oleh
pemerintah?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Potensi Aset DIRE di indonesia
PT Ciptadan Saat
ini terdapat 1 (satu) DIRE, yaitu DIRE Ciptadana Properti Ritel Indonesia
–Tanggal
Efektif: 6 November 2012
–Manajer
Investasi: PT Ciptadana Asset Management
–Bank
Kustodian: Standard Chartered Bank
–Aset:
Solo Grand Mall
–Nilai
Akuisisi Aset: Rp356 Milyar
–Nilai
Dana Kelolaan DIRE: Rp 534,22 Miliar per Februari 2016
–Skema KIK-DIRE: Skematidak langsung melalui Special Purpose Company(SPC)
•Potensi aset DIRE di Indonesia
•Potensi
aset REITs di Indonesia ini luar biasa besar yakni sekitar 5 miliar dollar AS
atau setara Rp 71 triliun (Candra
Ciputra, Direktur Utama PT Ciputra Development Tbk)
•PT. Ciptadana Asset Management memperkirakan akan
men-DIRE-kan 8 properti (dari 5 pemilik properti) dengan perkiraan total nilai
sekitar Rp 4 Triliun (Paula Rianty
Komarudin, PT Ciptadana Asset Management)
Perkembangan DIRE di Indonesia 13a Asset Management (“CAM”) baru-baru ini telah
meluncurkan produk Dana Investasi Real Estate (DIRE) Ciptadana Properti Ritel
Indonesia (“DIRE Ciptadana”) di Jakarta dengan melakukan penawaran umum atas
unit penyertaan selama masa penawaran.
DIRE atau Real
Estate Investment Trust (REIT) merupakan alternatif investasi bagi investor
untuk mendapatkan kesempatan menikmati hasil dari pendapatan aset properti
sekaligus memilikinya secara langsung melalui kerangka Kontrak Investasi
Kolektif (KIK). Alternatif investasi pada DIRE pada dasarnya adalah
berinvestasi pada suatu aset properti sebagai underlying yang telah dievaluasi
dan dipilih kelayakannya secara komersial maupun non-komersial. Karena
investasi tersebut dilakukan melalui kerangka KIK, para investor dapat
menikmati keuntungan-keuntungan dari suatu KIK. Aset properti yang akan
dimiliki oleh para investor melalui penyertaan di DIRE Ciptadana pada saat
peluncuran ini adalah Solo Grand Mall, suatu pusat perbelanjaan ternama di
jantung kota Solo, Jawa Tengah.
Investasi pada aset
properti biasanya dilakukan oleh investor baik dengan melakukan pembelian
langsung aset properti seperti gedung kantor, apartemen, pusat perbelanjaan,
ruko, tanah dll, maupun produk investasi turunannya. Ada dua keuntungan yang
diharapkan investor dari pembelian aset properti, yaitu potensi kenaikan harga
dari nilai properti dan aset tersebut dapat disewakan sehingga menghasilkan
pendapatan rutin berkelanjutan. Pertanyaan yang mungkin timbul adalah: Apakah
untuk menikmati kedua keuntungan tersebut harus dengan membeli aktiva tetap?
Bagaimana kalau dana investasi terbatas? Bagaimana kalau terdapat batasan
investasi aktiva tetap yang relatif kecil, dll.
Ma Wei Tong,
Direktur Utama PT Ciptadana Asset Management, mengatakan, investasi pada aset
properti melalui DIRE ini, selain memberikan segala keuntungan berinvestasi
secara langsung pada aset tersebut (potensi capital gain), potensi penghasilan
sewa, rasa aman karena terlihat wujud asetnya), juga memberikan potensi
beberapa keuntungan tambahan, memberikan kesempatan untuk berpartisipasi dengan
dana investasi terbatas, dan likuiditas lebih tinggi jika rencana kami untuk
mencatatkannya di bursa terwujud. “Kami bangga sekali dapat menjadi pelopor
dalam meluncurkan produk ini,” ujarnya.
Lebih lanjut
dikatakan bahwa industri ritel di Indonesia merupakan salah satu industri yang
berkembang paling pesat jika dibandingkan dengan industri lainnya. Hal ini
didorong oleh pertumbuhan perekonomian Indonesia yang baik secara langsung
maupun tidak langsung – meningkatkan daya beli dan mempengaruhi pola konsumsi
masyarakat Indonesia.
CAM berencana untuk
menawarkan unit penyertaan dengan jumlah sekurang-kurangnya 3.800.000.000 (tiga
miliar delapan ratus juta) unit penyertaan sampai dengan jumlah sebanyak-banyaknya
4.200.000.000 (empat miliar dua ratus juta) unit penyertaan selama masa
penawaran yang berakhir pada tanggal 27 November 2012. Setiap unit penyertaan
DIRE Ciptadana ditawarkan dengan harga sama dengan nilai aktiva bersih awal
sebesar Rp100,- (seratus rupiah) per unit penyertaan selama masa penawaran.
Imelda Sebayang,
Head of Investors & Intermediaries Standard Chartered Indonesia, sebagai
Bank Kustodian untuk DIRE Ciptadana, menegaskan Standard Chartered menghargai
kepercayaan yang telah diberikan oleh PT Ciptadana Asset Management, untuk
menjadi strategic partner sebagai Bank Kustodian untuk produk investasi DIRE
yang pertama di Indonesia. “Standard Chartered memiliki komitmen tinggi kepada
setiap pemangku kepentingan untuk melakukan yang terbaik di tengah komunitas
serta selalu mentaati peraturan yang berlaku di tempat kami beroperasi. Kami
berharap kerjasama ini dapat mendukung perkembangan pasar modal Indonesia dalam
menghadapi era baru yang lebih kompetitif,” jelasnya.
Sementara itu,
Paula Rianty Komarudin, Direktur Pemasaran, PT Ciptadana Asset Management
menambahkan, DIRE Ciptadana akan mendapatkan potensi keuntungan dari
pertumbuhan sektor ritel dan properti di Indonesia. Berdasarkan data Bank
Indonesia, pada tahun 2011 Indonesia mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar
6,5% yang didorong oleh penguatan konsumsi dalam negeri. Pertumbuhan ini
diperkirakan terus bertahan sebesar 6,3%-6,7% di tahun 2012 dan 6,4% – 6,8% di
tahun 2013. “Tingkat pertumbuhan yang pesat inilah yang menjadi salah satu faktor
dimasukkannya Indonesia ke dalam peringkat Investment Grade, yaitu BBB- stable
oleh badan pemeringkat Fitch dan Baa3 stable oleh Moody’s,” ujar Paula.
Pertumbuhan
penduduk yang tergolong kelas menengah di Indonesia, termasuk di kota Solo,
meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir ini. Menurut laporan Asian
Development Bank, jumlah penduduk kelas menengah di Indonesia terus bertambah
dari 37,7% penduduk di tahun 2003 hingga menjadi 56,5% penduduk di tahun 2012.
Hal ini pada akhirnya dinilai bakal membawa dampak positif pada permintaan
properti dan prospek pertumbuhan industri ritel di Indonesia. Dengan didukung
personil perusahaan yang kompeten, berpengalaman, dan terpercaya, DIRE
Ciptadana ini diindikasikan dapat memberikan tingkat imbal hasil yang diharapkan.
B. Pajak DIRE
Sejumlah emiten
properti menyambut baik janji yang dilontarkan pemerintah untuk memangkas tarif
pajak Dana Investasi Real Estate (DIRE) jadi 1,5%.Tarif pajak tersebut dinilai
cukup menarik dibandingkan dengan aturan sebelumnya.
Dengan pemangkasan
tarif tersebut, beberapa emiten akan menerbitkan DIRE sebagai salah satu
alternatif pendanaan. Namun, timing untuk masuk ke instrumen tersebut akan
tergantung pada respon investor dan kondisi pasar.
Setelah cukup lama
ditunggu-tunggu, akhirnya pemerintah berjanji akan memangkas tarif pajak
penghasilan (PPh) final untuk DIRE berbentuk kontrak investasi kolektif (KIK)
dari 5% sebelumnya menjadi 0,5% dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah (BPHT)
diturunkan dari 5% jadi 1%.
PT Lippo Karawaci
Tbk (LPKR) merupakan emiten properti yang paling siap menyambut aturan ini.
Perusahaan rintisan Mochtar Riady ini sebetulnya sudah lama bermain di DIRE.
Namun, perseroan menerbitkan DIRE di Singapura lantaran aturan yang kurang
mendukung di dalam negeri.
Perseroan menerbitkan
DIRE lewat anak usahanya First Rek Estate Investment Trust (First REIT) dan
Lippo Malls Indonesia Retail Trust (LMIRT). First REIT telah melantai di bursa
Singapura sejak tahun dan saat ini telah memiliki 17 aset yang terdiri dari
rumah sakit dan rumah jompo dengan nilai Rp 12 triliun. Sementara LMIR listing
sejak tahun 2017 dan memiliki 19 aset mall dan 7 retail spare senilai Rp 18
triliun.
Saat ini perseroan
tengah dalam proses penjualan tiga aset ke DIRE Singapura senilai Rp 1,7
triliun. LPKR memutuskan melepaskan DIRE ke sana lantaran aturan perpajakan
DIRE dalam negeri belum rampung.
Ketut Budi Wijaya,
Direktur Utama LPKR mengaku belum berencana mengalihkan aset lain ke DIRE tahun
ini. Namun, jika aturan sudah rampung perseroan akan siap menjual aset ke DIRE
di dalam negeri sebagai salah satu alternatif pencarian dana.
Di dalam negeri,
LPKR telah memiliki anak usaha yang bergerak di bidang pengelolaan dana khusus
produk Reksadana Penyertaan Terbatas (RDPT) dan DIRE yakni PT Bowsprit Asset
Management. Perusahaan ini berencana menerbitkan DIRE tahun ini senilai Rp 1,5
triliun dengan underlying tiga gedung perkantoran dengan luas semi gross
mencapai 71.000 m2.
Ketiga aset
tersebut merupakan aset Lippo Grup yakni gedung Lippo Kuningan, Menara Matahari
Offices Tangerang dan Menara Asia Tangerang. Bowsprit melistingkan DIRE
tersebut di bursa begitu aturannya sudah keluar. " Kita sudah ready.
Begitu aturan keluar kita akan langsung IPO," ujar Angli Li, Direktur
Utama Bowsprit baru-baru ini.
Emiten lainnya
yakni PT Intiland Development Tbk (DILD), PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN),
dan PT Ciputra Development Tbk (CTRA) juga menyambut baik janji pemerintah
tersebut. Ketiganya menilai insentif pajak yang akan diberikan itu sudah sangat
menarik.
Theresia Rustadi,
Sekretaris Perusahaan DILD mengatakan tarif tersebut sudah cukup menarik meski
sebetulnya real Estate Indonesia (REI) meminta tarif pajak. Namun, tantangan
selanjutnya menurut dia adalah bagaimana menarik investor mengingat instrumen
ini belum cukup dikenal masyarakat.
Theresia bilang,
tahun ini DILE akan mengeksplorasi DIRE sebagai salah satu alternatif
pendanaan. Perseroan telah menyiapkan aset-aset yang berpotensi untuk dialihkan
ke DIRE. "Namun ini akan tergantung kondisi pasar. Apakah menager investasinya
bisa mencari pembeli," ujarnya.
Untuk menghadapi
tantangan tersebut, lanjut Theresia, perlu ada kerjasama antara otoritas jasa
keuangan, manager investasi dan pihak lainnya untuk melakukan edukasi terhadap
masyarakat.
Harun Hajadi,
Direktur CTRA menilai tarif pajak tersebut sudah cukup menarik. Dia bilang
perseroan masih akan mempelajari instrumen tersebut dan belum memiliki rencana
untuk masuk ke DIRE. "Namun tidak tertutup kemungkinan bagi kita untuk
terbitkan DIRE kalau ternyata pasarnya bagus," ungkap Harun.
Dia menjelaskan
pencarian dana lewat DIRE akan tergantung dengan kondisi pasar saham dan
obligasi. Jika biaya penerbitan DIRE lebih murah maka pengembang menurutnya
akan banyak tertarik mencari pendanaan lewat instrumen tersebut.
Sementara Veri Y
Setiadi, Wakil Direktur Utama APLN menilai DIRE merupakan alternatif pendanaan
yang menarik. Perseroan memang tengah menjajaki untuk mengalihkan mall dan
hotel yang dimiliki ke DIRE. Namun, dia belum bisa mematikan apakah APLN akan
menerbitkan DIRE tahun ini mengingat aturannya belum keluar.
Kendati pun
aturannya sudah jelas, kata Veri, itu tidak akan lantas membuat perseroan
menetapkan DIRE sebagai alternatif pendanaan karena itu tergantung kondisi
instrumen pendanaan lainnya. " Kalau masalah pendanaan tentu kita akan
cari instrumen yang tidak memberatkan investasi kita." jelasnya.
Sementara Adrinato
Adhi, Direktur Utama PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) masih enggan berkomentar
terkait pemangkasan pajak tersebut. Dirinya memilih untuk menunggu aturan resminya.
Pemerintah pusat sepakat untuk menurunkan
tarif pajak penghasilan (PPh) final menjadi 0,5% dan Bea Perolehan Hak atas
Tanah dan atau Bangunan (BPHTB) menjadi 1% untuk produk dana investasi real
estate (DIRE) berbentuk kontrak investasi kolektif (KIK).
Meski demikian,
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmi Nasution mengatakan, pemerintah
pusat masih akan membahas penurunan tarif PPh final dan BPHTB untuk DIRE dengan
pemerintah daerah (Pemda) terutama daerah yang memiliki potensi untuk mengembangkan
properti DIRE.
Beberapa daerah
yang akan diundang pemerintah pusat, diantaranya Pemerintah Provinsi (Pemprov)
DKI Jakarta, Surabaya, Tangerang, dan Bogor.
"DKI Jakarta
sepertinya sudah oke walaupun harus ada pembahasan dengan DPRD karena
berhubungan dengan Peraturan Daerah (Perda)," kata Darmin, Rabu (2/3).
Lebih lanjut
menurut Darmin, pemerintah pusat tidak memaksakan Pemda untuk menerapkan DIRE.
Jika Pemda tak menerapkan DIRE maka tarif BPHTB di daerahnya tetap mengikuti
tarif normal sebesar 5%.
Sayangnya,
pemerintah masih enggan membocorkan kapan aturan ini akan diberlakukan. Yang
jelas, aturan ini akan dikeluarkan dalam bentuk Peraturan Pemerintah (Paket
Ekonomi Jilid V Hapus PPh Dana Investasi Properti
Posted by afdhal
jambak On Oktober 25, 2015 0 Comment
Jakarta (Transparan
Merdeka) — Pemerintah berencana memberikan keringanan pajak bagi instrumen
investasi dalam bentuk properti atau yang biasa disebut Dana Investasi Real
Estat (DIRE). Kebijakan tersebut diketahui akan masuk dalam Paket Kebijakan
Ekonomi Jilid V yang akan dirilis oleh Presiden Joko Widodo sore nanti.
DIRE adalah wadah
yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal yang
selanjutnya diinvestasikan pada aset real estat, aset yang berkaitan dengan
real estat, kas maupun setara kas.
Direktur Jenderal
Pajak Kementerian Keuangan Sigit Priadi Pramudito mengatakan insetif tersebut
berupa menghilangkan pungutan Pajak Penghasilan (PPh) Final yang selama ini
dibebankan pada saat pembagian dividen.
Ia menjelaskan,
dengan aturan perpajakan yang ada saat ini, maka DIRE akan dikenakan pajak
ganda saat pembelian aset dan pada pembagian dividen. Sigit memperkirakan total
pajak yang harus dikeluarkan dalam satu kali transaksi awal penjualan properti
mencapai 30 persen, termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak
Penghasilan (PPh).
“Selama ini
pajaknya terlalu berat karena kita pakai (aturan) final, sehingga semua orang
pindah ke Singapura, di sana nol persen,” kata Sigit di kantornya, Kamis
(22/10).
Dengan demikian,
Sigit menyatakan nantinya DIRE akan menggunakan prinsip pajak sesuai dengan
ketentuan umum.
“Kalau ketentuan
umum dia disetahunkan dulu, dipotong biaya dulu, dihitung berapa untungnya.
Lalu kami akan kembalikan dari final ke ketentuan umum,” katanya.
Sigit juga mengakui
negara berpotensi kehilangan penerimaan apabila kebijakan ini diterapkan. Namun
diharapakan DIRE akan menjadi alternatif sumber dana bagi industri properti
yang padat karya dan memungkinkan pemodal kecil untuk ikut masuk dalam bisnis
properti.
“Ini bukan soal
penerimaan, ini soal bagaimana menggerakkan ekonomi,” kilah Sigit.
Untuk diketahui,
dalam Paket Kebijakan Ekonomi jilid V juga akan memuat kebijakan insentif pajak
penghasilan (PPH) final bagi perusahaan yang melakukan penilaian kembali atau
revaluasi aset. Fasilitas yang diberikan berupa penurunan tarif PPh final
secara bervariasi tergantung periode revaluasi, yakni dari 10 persen menjadi 3,
persen, 4 persen, atau 6 persen. (*)
sumber “: cnn
indonesiaPP).
Otoritas Jasa
Keuangan mencatat, hingga saat ini produk Dana Investasi Real Estat (DIRE) yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) hanya satu produk.
Direktur
Pengelolaan Investasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sujanto mengungkapkan,
produk tersebut adalah DIRE Ciptadana Properti Ritel Indonesia, yang asetnya
Solo Grand Mall. (Baca juga: Amerika Paling Mendominasi DIRE di Dunia)
Kurang
berkembangnya DIRE di Indonesia cukup disayangkan mengingat instrumen investasi
ini memiliki beberapa manfaat dengan melakukan penerbitan DIRE, seperti peningkatan
pembangunan sektor properti, peningkatan pembangunan infrastruktur, serta
pembangunan sektor pariwisata.
"Dan yang
pasti penurunan angka pengangguran di suatu negara," ujar Sujanto, saat
Lokakarya DIRE, di Jakarta, Senin (30/5/2016).
Selain itu, manfaat
juga bisa didapatkan oleh perusahaan yang menjual aset melalui penerbitan DIRE
adalah di antaranya, memperoleh sumber pendanaan baru dan mempercepat ekspansi
perusahaan.
"Bisa untuk
mendanai proyek perusahaan lainnya," kata dia.
Kemudian, lanjutnya
mengatakan, penerbitan DIRE juga bisa mengubah aset yang tidak likuid menjadi
aset likuid.
"Dengan
lakukan sekuritisasi aset menjadi DIRE maka aset properti yang tidak likuid
maka bisa berubah jadi instrumen yang diperdagangkan di bursa,"
sambungnya.
Bagi investor,
Sujanto menerangkan, manfaat yang didapatkan antara lain menambah pilihan
investasi dan sarana untuk men-diversifikasi portofolio, memberikan peluang
bagi investor kecil untuk berinvestasi langsung pada aset properti yang
biayanya tinggi.
"Terus juga
pendapatan yang tinggi karena pay out ratio yang dibagikan ke investor yang
tinggi, dengan kenaikan harga properti juga bisa buat berinvestasi semakin
aman," paparnya.
Manfaat
C. Aset kelola
DIRE terbesar Amerika Yang Mendominasi
Amerika Serikat
mendominasi banyaknya aset kelolaan Dana Investasi Real Estat (DIRE) di seluruh
dunia.
Bursa Efek
Indonesia (BEI) mengungkapkan, total produk DIRE di Amerika Serikat berjumlah
267 produk atau 65 persen dari total DIRE di dunia, kemudian disusul Eropa
sebanyak 186 produk DIRE, di mana masing-masing nilai kelolaan asetnya mencapai
USD959,7 miliar dan USD179,8 miliar.
Total aset kelolaan
DIRE di seluruh dunia hingga saat ini pun tercatat USD1,4 triliun dengan jumlah
DIRE sebanyak 741 produk. (Baca juga: Potensi DIRE di Indonesia Capai Rp90
Triliun)
Sementara itu,
selain Amerika dan Eropa, tempat ketiga dengan produk DIRE terbanyak di dunia
adalah Asia dengan 135 produk yang nilai aset kelolaannya sebanyak USD165,1
miliar.
Kemudian disusul
Australia dan Kanada sebanyak 56 dan 47 produk yang nilai kelolaan asetnya
tercatat USD88,1 miliar dan USD47,1 miliar. Serta sebanyak 50 produk sebanyak
USD43,1 miliar
FIRST REITs
1.Siloam
Sriwijaya
2.Siloam
Hospital Purwakarta
3.Siloam
Hospital Bali
4.Siloam
Hospital TB. Simatupang
5.Siloam
Hospital Manado dan Hotel Aryaduta Manado
6.Siloam
Hospital Makasar
7.Mochtar
Riadi Comprehensive Cancer Centre
8.Siloam
Hospital Lippo Cikarang
9.Siloam
Hospital Lippo Village
10.Siloam
Hospital Kebon Jeruk
11.Siloam
Hospital Surabaya
12.Imperial Aryaduta Hotel and Country Club
Lippo Mall Indonesian Retail (LMIR)Trust
1.Sun
Plaza
2.Bandung
Indah Plaza
3.Cibubur
Junction
4.Ekalokasari
Plaza
5.Gajah
Mada Plaza
6.Mall
Lippo Cikarang
7.Plaza
Semanggi
8.Plaza
Medan Fair
9.Pluit
Village
10.Taman
Mini Square
11.Kramat
Jati Indah Plaza
12.Palembang
Square
13.Palembang Square Extention
14.Pejaten
Village
15.Binjai
Supermall
16.Lippo
Mall Kemang
17.Palembang
Icon
18.Lippo
Plaza batu
19.Mal
WTC Matahari
20.Metropolis
Town Square
21.Depok
Town Square
22.Java
Supermall
23.Malang
Town Square
24.Plaza
Madiun
25.Grand
Paladium Medan
26.Lembang Square
PropertiIndonesia yang di-DIRE-kandi Singapura
NilaiAset: ±1 miliarSGD (±Rp. 10,4 triliun)
NilaiAset: ±1,84 miliarSGD (±Rp. 19,15 triliun)
Lokakarya
Edukasi Dana Investasi Real Estate dan Paket Kebijakan Ekonomi XII
May 25,
2016 - EKONOMI DAN BISNIS - Tagged: Lokakarya Edukasi Dana Investasi Real
Estate dan Paket Kebijakan Ekonomi XII -
no comments
Lokakarya
Edukasi Dana Investasi Real Estate dan Paket Kebijakan Ekonomi XIISurabaya,
KabarGress.com – Dalam upaya menarik minat masyarakat pada produk yang berbasis
investasi real estate, yaitu Dana Investasi Real Estate (DIRE), dilangsungkan
edukasi mengenai Dana Investasi Real Estate (DIRE) dan penyebaran informasi terkait
Paket
D. Kebijakan
Perekonomian Jilid XII, di Ruang Saham – BEI
Perlu
diketahui, DIRE adalah wadah berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (KIK) yang
dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal yang selanjutnya
diinvestasikan pada aset real estate, aset berkaitan dengan real estate, kas
maupun setara kas yang kemudian akan dikelola oleh perusahaan investasi atau
manajer investasi.
Meski
sama-sama berbentuk dengan Kontrak Investasi Kolektif (KIK), DIRE berbeda
dengan reksadana. Perbedaan ini terletak pada aturan dan komposisi portofolio.
Pada reksadana, aset yang ada dalam portofolio berupa efek pasar modal, seperti
saham, obligasi, dan deposito. Adapun pada DIRE aset portofolionya mayoritas
pada aset real estate.
Perkembangan
DIRE di Indonesia sendiri belum sebanyak produk pasar modal lainnya. Saat ini,
DIRE yang ada di Tanah Air adalah DIRE Ciptadana Properti Ritel Indonesia. DIRE
ini diluncurkan pada 28 November 2012 oleh PT Ciptadana Asset Management. Pada
data Bareksa, DIRE ini memiliki AUM lebih dari Rp500 miliar dan 93,13 persen
dari asetnya ditempatkan pada real estate Solo Grand Mall.
Pemerintah
melalui paket kebijakan kelimanya mengeluarkan peraturan mengenai penghapusan
pajak berganda saat pembelian aset dan pembagian dividen pada DIRE. Dengan
aturan baru ini, pemerintah membebaskan dividen yang diterima perusahaan khusus
atau Special Purpose Company (SPC) pengelola DIRE dari kewajiban pajak
penghasilan (PPh). Hal ini dimaksudkan untuk mendorong produk pasar modal
seperti DIRE bisa berkembang lebih banyak sehingga akan mendorong pertumbuhan
pada sektor infrastruktur dan real estate.
Lokakarya
Edukasi Dana Investasi Real Estate dan Paket Kebijakan Ekonomi XII aSPC sendiri
merupakan perusahaan yang 99,9 persen sahamnya dimiliki secara kolektif dengan
modal berasal dari dana masyarakat pemodal (DIRE). Pada DIRE diwajibkan untuk
menginvestasikan minimum 80% dari dana kelolaannya ke aset yang berhubungan
dengan real estate. Dan minimum 50% dari dana kelolaannya harus berbentuk aset
real estate seperti mal, perkantoran, apartemen, dan perumahan yang dapat
disewakan.
Sebagaimana
diketahui, pemerintah akan menerbitkan peraturan pemerintah (PP) yang mengatur
besaran pajak penghasilan final sebesar 0,5% untuk DIRE. Di samping itu, bea
perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB) juga akan dipangkas dari 5%
menjadi 1%. Alhasil, total pajak yang dibebankan dalam instrumen DIRE akan
tersisa 1,5%, lebih rendah dari pajak yang diterapkan Singapura sebesar 3%.
Dana
Investasi Real Estat (DIRE) adalah Dana Investasi Real Estat sebagaimana
dimaksud dalam Peraturan Bapepam dan LK Nomor IX.M.1 tentang Pedoman bagi
Manajer Investasi dan Bank Kustodian yang Melakukan Pengelolaan Dana Investasi
Real Estat Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif.
Pada
kesempatan tersebut, Direktur Pengelolaan lnvestasi Otoritas Jasa Keuangan,
Sujanto, menyampaikan materi mengenai Ketentuan Dana lnvestasi Real Estat.
Kemudian Kepala Manajemen Informasi dan Pengembangan Emiten, PT Bursa Efek
Indonesia, Poltak Hotradero, menyampaikan materi mengenai Transaksi DIRE di
Indonesia.
Selanjutnya
Ketua umum Asoisasi Real Estat Indonesia, Eddy Hussy, menyampaikan materi
mengenai Minat Pengusaha Pengembang terhadap DIRE. Kepala Sub Direktorat
Harmonisasi Peraturan Perpajakan, Direktorat Jenderal Perpajakan, Waskito Eko
Nugroho, menyampaikan materi mengenai Fasilitas Perpajakan untuk DIRE. (ro)
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Prospek industri properti di Indonesia ke depan bakal
makin cerah. Bukan hanya sektor menengah bawah, tetapi juga segmen atas.
Kekurangan perumahan di Indonesia masih sebesar 15 juta unit. Properti mewah
juga tetap laku seiring dengan pertumbuhan kelas menengah yang agresif.
Terlebih lagi pemerintah juga mempermudah kepemilikan asing di apartemen.
Sementara itu, properti yang sering menjadi underlying asset DIRE
juga memiliki prospek cerah, seperti mal, hotel, atau apartemen yang
memberikan recurring income secara rutin.
Untuk
menghidupkan dan mendorong perkembangan DIRE di Indonesia, perlu terobosan dan
insentif. Pemerintah telah menerbitkan insentif DIRE yang tertuang dalam paket
kebijakan ekonomi kelima yang diluncurkan Oktober tahun lalu. Lewat paket ini,
pemerintah menghilangkan pajak berganda untuk instrumen keuangan yang berbentuk
kontrak investasi kolektif (KIK) dari DIRE. Dengan fasilitas ini, pemerintah
berharap instrumen KIK-DIRE dapat berkembang di pasar modal Indonesia dan
menarik dana investasi real estat yang selama ini dilakukan perusahaan nasional
di luar negeri.
Melalui kebijakan ini pula, diharapkan Indonesia mampu
menarik dana yang selama ini diinvestasikan di luar negeri (tax-haven
country) ke pasar sektor keuangan dalam negeri, di samping mendorong
pertumbuhan investasi di bidang infrastruktur dan real estat.
Selain
berbagai insentif dan fasilitas kemudahan, pemerintah juga perlu
menyosialisasikan manfaat DIRE. Potensi DIRE harus serius digali, sejalan
dengan prospektifnya pasar properti di Indonesia. Konon ada sekitar Rp 94
triliun potensi DIRE di Indonesia. DIRE akan menjadi instrumen investasi menarik
bagi masyarakat, menjadi sarana untuk memobilisasi dana murah, sekaligus
mensukseskan program pendalaman pasar keuangan yang digencarkan otoritas bursa.
DAFTAR PUSTAKA
1.
sumber “: cnn indonesiaPP).
2.
WWW. Posted by afdhal jambak On Oktober 25, 2015
4.
kabargress.com/.../lokakarya-edukasi-dana-investasi-real-estate-
How to deposit at US casino - Drmcd
BalasHapusWe'll 부산광역 출장샵 send you the funds you deposited 안양 출장샵 in your account with the appropriate Casino. Please confirm that the payment processing at 광주광역 출장안마 Casino LV is processed Rating: 4.5 천안 출장마사지 · 22 구리 출장안마 reviews